Bab 49 Mengingau

15.3K 1K 96
                                    

Ara mengerjabkan matanya pelan ketika merasakan sesuatu menempel didahinya. Tangannya bergerak menyentuh dahi, menyerngit bingung ketika mendapati handuk kecil basah berada di keningnya. Ara mencoba mendudukkan dirinya, seketika Ara mendesis saat merasakan kepalanya terasa berat dan berdenyut. Ara kembali merebahkan badannya.


Sepertinya Ara demam. Nafasnya juga terasa hangat. Ara memejamkan matanya kembali menghalau pusing yang menderanya. Tak berselang lama seseorang memasuki kamar Ara.

"Sayang, bangun dulu nak." panggil Cana mengelus lembut pipi putrinya yang kemerahan karena demam. Sedangkan Ela meletakkan sebuah nampan yang penuh dengan makanan dan minuman serta obat untuk Ara minum.

"Eunghh, Bunda." penggil Ara lemas.

"Iya sayang, bunda di sini."

"Makan dulu ya." bujuk Cana.

Ara dan Ela dengan sigap membantu Ara yang berusaha mendudukkan dirinya dengan bantal yang menopang tubuh Ara dibalik punggungnya.

"Makan dulu yuk, tadi mama sama bunda udah buatin bubur special loh buat adek." bujuk Ela seraya mengambil bubur yang dibawanya tadi.

Ara menggeleng pelan melihatnya, ia tidak nafsu makan hari ini. Cana menghela nafas melihatnya, putrinya pasti akan susah dibujuk jika saat sakit seperti ini.

"Makan ya, setelah itu minum obat biar cepat sembuh." bujuk Cana lagi.

"Engga mau, bunda." tolak Ara mentah.

"Sayang~"

"Ara ga mau." Cana menghela nafas saat Ara benar-benar tidak mau melahap barang sesuap pun makanan yang dibawanya tadi. Ela membantu Ara yang ingin merebahkan tubuhnya lagi. Cana mengecek suhu tubuh Ara dengan tangannya menyentuh dahi Ara. Panas nya belum menurun dari semalam.

"Gimana mbak?" tanya Ela pada Cana. Walaupun Ela adalah kakak ipar Cana tapi tetap saja Ela memanggil dengan sopan pada Cana.

"Masih sama seperti kemarin." jawab Cana dengan nada khawatir.

"Mau telfon dokter aja?" tanya Ela sambil membereskan nampan yang dibawanya.

"Nanti aku telfon kalau masih gak mah makan." Ela mengangguk lalu pamit untuk kembali ke dapur. Cana membenarkan selimut yang digunakan Ara. Mengecup kening dan pipi Ara lalu keluar dari kamar Ara.

📖

Saat ini pembelajaran masih berlangsung, kecuali dikelas XII IPA 3 yang begitu ramai karena jam kosong. Semuanya tengah sibuk dengan urusan masing-masing termasuk empat sekawan ini.

Algav yang sibuk dengan alam mimpinya, Ken dan Bobi yang sibuk mengumpat dengan tangan mengenggam gadget yang dimiringkan. Bara mendengkus melihatnya, ia menyenderkan tubuhnya di kursi sambil memejamkan mata mencoba menghalau pikiran yang terus berterbangan di otaknya.

ARGH!

"Shit!" Bara menegakkan badannya kaget mendengar teriakan Ken. Algav pun sama kagetnya.

"Sial, bantuin gue dong, kalah kan." Bara menggeram menatap Kendrik.

"Yee, lu aja yang kalahan." ejek Bobi.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang