Bab 54 Haacim

16.7K 1.1K 42
                                    

Dua bulan berlalu sejak Ara memberikan keputusan tentang hidupnya. Tepat di hari itu, di pesta Bunda dan papi-nya. Ara memberi tahu keinginannya, ia berharap jika keputusannya benar. Ara tidak menyangkal jika ia menyayangi semua keluarganya, terutama ayah dan bundanya. Terlalu egois jika Ara memilih satu diantara mereka. Walaupun hak asuhnya telah diberikan pada ayah kandungnya, tapi Direnc tidak pernah melarang saat ingin bertemu Bundanya. Direnc memberikan kebebasan memilih padanya.

Tepatnya satu bulan yang lalu, Direnc menjemput Ara untuk kembali ke mansion Abizard setelah sebelumnya menghabiskan waktu dengan keluarga Dallas. Dan dihari itu juga Abrisam serta istrinya, Riva kembali ke negara Belanda, kecuali kedua putranya yang memilih tinggal.

Ara mengalihkan pandangannya ke ranjang yang ditempati Jonathan yang tengah tertidur pulas. Ara menghela nafas, abangnya satu ini selalu tidur di tempat tidurnya padahal Jonathan punya kamar sendiri. Ara membaringkan tubuhnya disisi Jonathan. Ia baru saja pulang sekolah dan Jonathan? Entahlah.

📖

"Princess."

Ara mengerjabkan matanya pelan menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina matanya. "Papi..." panggil Ara dengan suara serak karena bangun tidur. Pandangannya bergulir menatap sisi kasur yang kosong. Lalu menatap papinya yang duduk disampingnya.

"Bangun dulu, belom mandi kan?" Ara menggeleng atas pertanyaan papinya.

"Mandi dulu gih setelah itu turun, makan malam." Ucap Aydan seraya mengelus rambut hitam panjang Ara.

"Gendong..." rengek Ara. Aydan menggendong Ara ala koala, memasuki kamar mandi dan mendudukkan Ara di bath up yang belum terisi Air.

"Mandi ya, papi tunggu dibawah. Jangan lama-lama mandinya pake air hangat aja, dek." Ara hanya bergumam pelan.

Setelah papinya keluar, Ara bersegera membersihkan badannya. Sesudah berpakaian dengan piyama teddy bear bewarna coklat, dengan rambut yang masih basah Ara bergegas menuju lantai bawah.

"Astaga, itu rambutnya dikeringin dulu, dek." ucap Cana yang melihat Ara yang berjalan ke arah meja makan dengan rambut basahnya.

"Adek gak bisa keringinnya." adunya memelas pada Bundanya. Cana menghembuskan nafas kasar. Ia Meminta salah satu pelayan untuk mengambilkan handuk kecil dan pengering rambut.

"Lain kali dikeringin dulu nak, nanti masuk angin." nasihat Cana yang diangguki Ara yang sibuk dengan makan malamnya dengan disuapi papinya. Kakak dan abangnya pun juga fokus dengan makanannya. Ara yang telat ke meja makan, jadilah mereka sudah makan duluan.

"Adek gak suka sayurnya, papi." ucap Ara menolak suapan Aydan.

"Papi kasih sedikit loh sayurnya, adek coba dulu." tawar Aydan.

"Em, gamau." tolak Ara, menolehkan kepalanya kesamping seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Itu enak loh, Bunda tadi yang masak." bujuk Cana seraya memberikan barang yang dibawanya pada pelayan.

"No, adek gak like."

"Yaudah, makan sosisnya aja." Aydan mengalah membujuk putrinya. Kembali menyuapkan makanan untuk Ara.

📖

"Bunda ayo!" teriak Ara dari lantai bawah. Bibirnya mengerucut lucu saat bundanya tak segera menampakkan diirnya.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang