Direnc mengangkat sudut bibirnya kala melihat putrinya yang masih bergelung dengan selimutnya padahal matahari sudah menampakkan wujudnya. Direnc bergerak mendekat menghampiri anak perempuannya yang masih menutup matanya. Direnc mengecup pipi bulat putrinya dengan gemas.
Eungh
Ara mengerang pelan merasakan ada seseorang yang mengganggu tidurnya.
"Wake up, princess." ucap Direnc berbisik ditelinga Ara.
"Masih ngantuk, ayah~" Ara merengek tanoa repot membuka matanya sembari menggeliat memungggui sang ayah.
"Udah siang ini, ayo bangun!" Direnc mengusap rambut putrinya yang tergerai kusut.
"Katanya hari ini ada ujian di kelas, yakin mau terlambat."
Sontak Ara membuka matanya, membalikkan badan menatap ayahnya yang menaikkan alis. Ara menggerucut, lalu mengucek matanya, mungkin saja ada korotan disana.
Ayah menahan jari Ara, lalu membersihkan mata putrinya dengan lembut. "Pelan pelan aja, nanti sakit."
Ara dibuat tersenyum, setelah menunggu ayahnya selesai dengan kegiatannya. Ara langsung mengulurkan kedua tangannya bermaksud ingin di gendong sang ayah.
Tanpa menolak Direnc langsung saja membawa putrinya dalam gendongannya walaupun dirinya sudah rapi dengan kemeja kerjanya. Kakinya melangkah membawa ke kamar mandi. Menurunkan Ara, mendudukkan Ara diatas wastafel membelakangi cermin besar yang melekat di dinding.
"Sekarang adek mandi, jangan lama lama. Ayah tunggu dimeja makan. Hari ini ayah yang antar ke sekolah." Ara mengangguk cepat.
"Bagus, ayah keluar dulu." Mengecup kening Ara sekilas, Direnc lalu melangkahkan kaki keluar.
📖
Setelah menghabiskan sarapan. Kini sesuai dengan apa gang ayahnya katakan, jika beliau yang akan mengantar Ara ke sekolah. Sesekali ikut bernyanyi mengikuti alunan musik yang terdengar memenuhi mobil, Ara memandang ke luar jendela yang terlihat ramai oleh banyak pengendara.
"Ayah."
Ara mengalihkan perhatiannya pada sang ayah yang memandang ke depan.
"
Apa sayangnya ayah?" Direnc menatao putrinya sebentar sebelum kembali menatao jalanan pagi ini.
"Adek kemarin kepengen beli kucing, Adek.pengen pelihara kucingnya, bolehkah, ayah?" Ara memelas pada sang ayah.
"Kucing?" Ara menganggu cepat.
"Yakin bisa ngerawatnya? Kucing itu gak bisa mandi sendiri lho, dek." Lanjut Direnc agar putrinya memepertimbangkan lagi.
"Iya, kan nanti adek minta tolong ke bibi di rumah." Ara menyengir.
Direnc tertawa lalu mengangguk kecil, bibi yang dimaksud Ara merupakan pelayannya di mansion.
"Boleh, mau kapan belinya?"
Ara bersorak ria, lalu memajukan diri ingin memeluk dan mencium salah sath pipi ayahnya sebagai ucapan terima kasih.
"Sayang ayah banyak banyak." Ara tersenyum memandang ayahnya.
"Ayah juga sayang sekali sama princess ayah ini." Direnc mencubit kecil pipi putrinya.
"Belinya nanti boleh?"
Direnc terlihat berfikir sejenak, "Em, jangan sekarang ya, adek harus fokus ujian dulu. Setelah ujian baru ayah belikan."
"Lama dong, ayah~" Ara merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARAYNA [ Tahap Revisi ]
Teen Fiction🚫[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]🚫 🚫Beberapa part aku privat, jadi follow dulu.🚫 🚫Tidak mengizinkan adanya unsur plagiat barang sedikitpun🚫 ... Setitik air matanya terjatuh, dadanya sakit saat orang tersayangnya mengaaikan keberadaannya. Ara mengus...