Bab 17 Kesayangan Abang

27.4K 1.3K 7
                                    

Pagi ini Bara telah siap dengan pakaian santainya, hanya celana hitam panjang serta kaos dan jaket kulit bewarna hitam. Melepas helm dan mebaruh diatas motor, Bara melangkah maju mendekat ke rumah besar yang disebutnya sebagai markas yang terdengar berisik dari luar.

"Dah dateng lo."  sapaan Ken melihat kedatangan Bara.

"Hm."  Bara hanya berdehem menanggapi, lalu duduk di sofa samping Bobi yang sedang main game. Bara juga melihat Iel yang juga tengah bermain game.

"Liburan lah, yok." ucap Ken tiba-tiba. Sorakan terdengar setelah Ken berucap

"Liburan?" tanya Ansel sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Yo'i , kan mau libur kenaikan kita, sabi lah refresing otak." Bobi berhenti memainkan game beralih menyomot camilan dimeja.

"Kasihan kepala Bobi udah berasep." ujar Zidan meledek.

"Puncak kayaknya seru deh." celetuk Ardi.

"Kita bangun tenda, yakin deh seru." Iel menambahi.

Algav sebagai ketua ,mendengarkan dengan seksama perbincangan sahabatnya. Sepertinya tidak buruk ide liburan itu, apalagi setelah ujian pasti butuh refresing untuk menenangkan diri.

"Gimana?" tanya Bara pada Algav.

Algav mengangguk pelan. "Yuhuuuu, liburan~" ujar girang Ardi sambil berloncat-loncat. Semua bersorak riang saat sang ketua memperbolehkannya.

"Kapan berangkatnya?" tanya Revan.

"Kita diskusi besok!" ucap Algav yang diangguki oleh yang lain.

📖

Ara berlari memasuki mansion dengan senyuman yang mengembang sempurna. Direnc yang berjalan dibelakang kakinya menggelengkan kepalanya pelan melihat keantusiasan putrinya.

"Kakekkk!" panggilnya sambil berlari ke halaman belakang, entah dimana kakeknya berada.

"Kenapa, princess?" Kakek menoleh pada cucu perempuannya yang menghampirinya dengan seragam sekolah yang masih melekat sempurna.

"Kakek look."  tunjuk Ara ke arah kandang yang terdapat kucing dibawanya.

"Wah, punya siapa ini?" tanya kakek penasaran.

"Punya adek." seru Ara riang.

Meletakkan di lantai. Ara berjongkok didepan kandang lalu mengeluarkan kucing bewarna abu-abu berbulu lebat itu. Dengan girang Ara menggendong kucing yang ia beri nama 'Bubba'

"Hati-hati, sayang." peringat Direnc yang berjalan ke arah putrinya dengan pakaian formal yang masih melekat.

"Hu'um."

Direnc berdiri disamping Marzuq. Keduanya memperhatikan Ara yang sibuk dengan peliharaan barunya.

"Kenapa membelinya?" tanya Marzuq, tatapan matanya masih tertuju pada cucu perempuannya.

"Hadiah?" ucap Direnc.

"Cih, harusnya aku yang membelikannya untuk cucu perempuanku." ujar Marzuq iri.

"Cucu yang kau bicarakan adalah putriku." Marzuq menghela nafas kasar mendengarnya.

"Adek, ganti baju dulu yuk."ucap Direnc sambil berjongkok disamping putrinya.

"Adek boleh ajak, Bubba?" tanya Ara .

"Bubba?" tanya Direnc bingung.

Ara mengangguk cepat, "Hu'um, adek kasih nama bubba buat kucing nya." Direnc tertawa geli melihat putrinya yang menggemaskan.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang