Ara masih kesal dengan kejadian kemarin. Dengan sengaja ia mendiami para abangnya dan daddynya. Oh ya, Ara lupa jika kedua abangnya yang tak lain dan tak bukan yaitu Ansel dan Arsan sedang pergi keluar negeri. Lebih tepatnya kerumah kakek dan nenek dari mommy Lika. Entah apa yang terjadi, karena satu minggu yang lalu kalo tidak salah. Ayah dari mommy Lika menghubungi jika ia ingin kedua cucunya untuk datang ke mansionnya, jadilah mereka menyanggupi.
Back to Ara, yang menatap jalanan seperti biasa. Entah kenapa Ara suka sekali memandang jalanan saat menaiki kendaraan. Menurutnya itu menyenangkan. Hari ini Ara diantar oleh sang ayah, karena aksi ngambeknya itu. Tapi bukan ayahnya yang mengemudi melainkan supir pribadi Direnc ditambah tangan kanan Direnc yang ikut menemani.
"Tuan, meeting dengan perusahaan TZ Company akan dilaksanakan saat jam makan siang nanti." ujar Ernald, tangan kanan Direnc setelah membaca jadwal di tab nya.
"Bukankah aku menyuruhmu untuk membatalkannya?" tanya Direnc yang tetap memandang handphone ditangannya.
"Saya sudah akan membatalkannya, Tuan. Tapi dari pihak TZ Company tidak ingin jadwal diubah." jawab Ernald.
"Hah, Urus semuanya." ucap Direnc.
"Baik, Tuan."
Ara sedari tadi memandang polos Ayah dan Ernald, karena sejujurnya ia tak tahu apapun. Ara berniat mengamati jalanan pagi ini, sebelum ayahnya mengakatnya ke pangkuannya.
"Ayah!" panggil Ara mendongak memandang Direnc.
"Kenapa, princess?" tanya Direnc seraya membenarkan rambut putrinya.
"Adek mau ke mall." jawab Ara, setelah melihat mall ditepi jalan tadi. Sudah lama ia tak kesana.
"Boleh, sama ayah tapi." ucap Direnc diangguki Ara cepat.
"Yey, Ara ke mall." ucap Ara girang. Direnc dan Ernald tersenyum gemas melihatnya.
Mobil yang ditumpangi Direnc dan putrinya sudah sampai pada area sekolah. Ara bersiap turun dari pangkuan sang Ayah. "Nanti ayah jemput, tunggu sama abang oke? Gaboleh sendiri." ujar Direnc sebelum putri keluar dari mobil.
"Siap, Ayah." jawab Ara cepat.
"Kiss Ayah dulu." pinta Direnc seraya menyodorkan satu pipinya.
"Dadah...Ayah." Direnc tersenyum melihat Ara yang sudah memesuki Area sekolah.
"Ayo!" Mobil Direnc melaju meninggalkan pelataran sekolah.
Grep
"Huh!" kaget Ara melihat perutnya yang dilingkari oleh sebuah tangan kekar.
"Gaboleh lari, Princess." ujar Iel memandang lembut adiknya.
"Abang!" pekik Ara, menghadap kebelakang. Iel tersenyum menanggapi.
"Aish, adek masih marah loh." ucap Ara sambil menyipitkan matanya, berusaha memandang tajam abangnya ini.
"Maaf dong, dek. Janji ga bakal diulangi." pinta Iel dengan memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARAYNA [ Tahap Revisi ]
Teen Fiction🚫[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]🚫 🚫Beberapa part aku privat, jadi follow dulu.🚫 🚫Tidak mengizinkan adanya unsur plagiat barang sedikitpun🚫 ... Setitik air matanya terjatuh, dadanya sakit saat orang tersayangnya mengaaikan keberadaannya. Ara mengus...