Ara menatap papan tulis di depan dengan khidmat, menghiraukan suara gaduh disekitarnya. Memang hari ini kelas Ara freeclass jadilah kelas menjadi ribut. Para anak laki-laki sedang bermain game sedang yang perempuan sudah asik sendiri dengan acara gibahnya. Ara menyalin dengan cermat catatan yang ditulis oleh sekretaris di kelasnya.
Ara mengedarkan pandangannya dan menggeleng pelan saat melihat hanya beberapa orang yang sibuk dengan buku di hadapannya, jika bisa dihitung mungkin hanya empat orang termasuk dirinya. Ara menatap kursi tepat disebelahnya, dimana diatas kursi tersebut di tempati seorang gadis yang tengah asik menyelami dunia mimpinya.
Ara kembali memfokuskan pikirannya terhadap pelajaran. Beberapa bergumam membaca isi buku yang sudah ia torehkan tinta diatasnya. Memahami bacaan dengan cermat, sesekali dahinya mengkerut kala merasa bingung dengan apa yang di bacanya.
"Sssttt, Ra!" panggil seseorang di belakang Ara.
Seketika Ara membalikkan badan. "Kenapa Feli?" tanya Ara setelah menghadap Feli.
"Hehe, gue pinjem catatan lo ya nanti?" ucap Feli sambil cengengesan.
Ara menanggapi dengan mengerjabkan matanya pelan lalu menganguk cepat. "Boleh boleh."
"Sip." ujar Feli sambil memperlihatkan kedua jempolnya.
"Selesein dulu gih, nanti gue bawa pulang ye." Ara mengangguk lalu berbalik melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Kring Kring
"Kantin kuy."
"Gas lahh."
"OTW."
Sorakan keras membangunkan Jia dan Arin dari tidur nyenyaknya.
"Hoamm."
"Ish, Arin tutup mulutnya nanti lalat masuk." nasehat Ara bijak.
"Mana ada lalat!" sergah Arin cepat dengan muka bantalnya.
"Ada kok." jawab Ara cepat.
"Mana?" tanya Arin bingung.
"Tadi ada tapi udah ilang, hehe."
"Yeee, ngeles mulu kek bajai."
"Kuy kantin." ajak Feli yang baru saja berkumpul dengan grup gibahnya.
Jia beranjak dari duduknya diikuti yang lain. Mereka berjalan keluar kelas menuju ke arah kantin ditemani obrolan tak bermutu.
"Pokoknya gue yakin setelah gue renovasi wajah gue ini, gue akan jadi ratu dimana para laki-laki pasti akan terpesona dengan kecantikan Queen Feli yang cantik jelita ini." ujar Feli genit seraya mengedipkan salah satu matanya pada seorang laki-laki yang tengah berjalan melewatinya. Sontak cowok itu terheran-heran dengan tingkah aneh Feli.
"Gue gak denger, kuping gue ketutup kentut." Arin memutar bola malas mendengar ucapan absurd temannya.
"Gila." Jia menatap malas Feli.
"Wahh, Feli hebat bisa jadi Queen." ucap Ara girang. Kali ini Arin menepuk jidat nya kuat. Dan Jia yang menatap datar bocah kesayangannya yang ia jadikan layaknya adik sendiri.
"Aishh, bocil gue memang yang terbaik." Ujar Feli lebay sambil memeluk erat Ara.
"Lepas bangke, si bocil ngap-ngapan cium bau badan lo." sewot Arin.
"Dih, gue wangi ya!" sentak Feli.
"Wangi apaan, bau ketek iya." ucap Arin asal.
"Sialan!" umpat Feli dengan muka memerah malu. Arin yang mengetahui sahabatnya akan mengeluarkan jurus-jurus didalam tubuhnya langsung ngacir disusul Feli yang meneriaki Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARAYNA [ Tahap Revisi ]
Teen Fiction🚫[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]🚫 🚫Beberapa part aku privat, jadi follow dulu.🚫 🚫Tidak mengizinkan adanya unsur plagiat barang sedikitpun🚫 ... Setitik air matanya terjatuh, dadanya sakit saat orang tersayangnya mengaaikan keberadaannya. Ara mengus...