Bab 44 Pertengkaran

12.1K 825 24
                                    

Hai guys

Aku baca komen kalian😁.Banyak yang bilang "kenapa gk satuin aja keluarganya kk." Guys, please lah... Aku nanti pasti pusing mikirin tokohnya, huhu😭😭 Kasihanilah autor ini😫 Banyak yg pd tanya mana sih Bunda Cana nya, iya ini aku kasih tahu dimana dg cara Ara tinggal sm Cana😂 Bagaimanapun Cana itu ibu kandungnya, guys. Masalah yang terbesar buat story inj adalah ke-egoisan mereka semua, guys. Maka dari itu kita gabisa nyalahin siapapun.

Tapi guys, kalo jadi satu atap itu kayak aneh gak sih? Gimana ya, kan Cana itu bisa dibilang bukan siapa2nya Direnc, mereka kenal juga karena g sengaja (tragedi itu kan) Dan pastinya itu makan hati banget buat Buna Lia😭 So, kalo buat tinggal bareng itu menurutku agak awkward gitu g sih? Bukan se-udzon ke Ayah Direnc ya, cuma ya itu kaya aneh aja. Ya mungkin itu udah bertahun2 yg lalu, tapi hati siapa yg tahu?

Menurut kalian gimana?😁

Oh ya, kemarin aku janji double up. Aku kasih hari ini aja ya? Mau gk?

📖


Ara sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ah, rasanya sudah lama sekali ia tidak menginjakkan kakinya ke sekolah. Ara rindu sahabatnya. Ara menatap pantulan dirinya di cermin. Perfect.

Tok

Tok

"Ara!" panggil Jonathan sambil menongolkan kepalanya di pintu.

"Ya?" jawab Ara menoleh ke arah pintu.

"Udah siap-siapnya?" tanya Jonathan.

"Udah kak." balas Ara sambil mengambil ransel sekolahnya dan berjalan menghampiri Jonathan.

"Yuk." Jonathan tersenyum saat Ara menggenggam tangannya. Ditatapnya genggaman adiknya itu, hal sekecil ini pun sudah membuatnya bahagia.

Mereka sudah sampai di meja makan. "Selamat Pagi." sapa mereka berdua kompak. Sontak mereka saling menatap dan tak lama mereka menyemburkan kekehan gelinya.

"Pagi." jawab keluarga yang lain.

"Kompak banget padahal masih pagi." goda Riva istri Abrisam.

"Harus dong." timpal Jonathan sambil merengkuh bahu kecil Ara. Ara hanya tersenyum manis.

"Sini duduk sayang." Ara menghampiri Cana lalu duduk disebelah sang bunda.

Cana merapikan rambut putrinya yang tampak sedikit berantakan. Ara sedikit menegang dan Cana merasakan hal itu. Ia tersenyum simpul, sepertinya putrinya belum terbiasa. Cana mengelus surai hitam Ara. "Mau makan apa biar bunda ambilkan?" tanya Cana.

"Terserah bunda aja." jawab Ara.

Hari pertama Ara sarapan bersama keluarga bundanya berjalan lancar walau agak canggung. Setelah sarapan selesai, Ara berangkat dengan diantar papi Aydan. Sempat ada adu mulut tentang siapa yang mengantar Ara. Karena jarak sekolah Avan dan Jonathan berlawanan akhirnya Aydan yang mengantarkannya.

Ara menatap jendela sampingnya, menampilkan para manusia yang sibuk dengan kegiatan hari ini. Ara ingat dimana biasanya ayahnya yang akan mengantarkannya sekolah. Setiap detiknya suasana mobil tidak pernah tenang dengan Ara yang selalu mengoceh menceritakan apa isi kepalanya dan dengan lapang dada Direnc selalu mendengarnya.

"semoga ayah baik-baik saja." batin Ara berkata.

Aydan melihat keterdiaman Ara pun menghela nafas pelan. Memang tidak mudah memulai sesuatu yang baru, tapi mungkin kita bisa mencoba membiasakan. Ia sudah menganggap Ara putrinya. Ia juga ingin memanjakan Ara seperti Direnc dan ingin Ara bermanja dengannya. "Ara suka ice cream?" tanya Aydan.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang