ARA mengayun-ayun kan kakinya bosan menunggu supir yang ditugaskan sang ayah untuk menjemputnya sekolah. Ara duduk dihalte bus sendiri menatap kendaraan yang berlalu lalang didepannya.
Tiba-tiba sebuah mobil hitam mengkilap berhenti tepat didepan Ara. Seseorang keluar dengan setelan jas hitam rapi membalut tubuhnya. Ara menatap orang itu yang juga menatapnya, Ara memamerkan senyum ramahnya pada orang tersebut. Ara meyerngit ketika orang itu menghampirinya. Orang ini berhenti didepannya. Ara mendongak menatap bingung.
"Uncle siapa?" tanya Ara penasaran.
"Ah, maaf nona saya lupa memperkenalkan diri. Nona bisa memanggil saya lucas, saya asisten dari Tuan Aarav." ucap orang itu memperkenalkan diri.
Ara mengangguk ragu, "Uncle Lucas cari siapa?" tanya Ara dengan mata bulat nya yang berkedip-kedip lucu.
"Saya mencari anda, nona muda."ucap Lucas sambil berjongkok didepan Ara, agar Ara tidak perlu mendongak menatapnya.
"Ara?" tanya Ara dengan mata melotot terkejut sambil menunjuk dirinya sendiri. Tangan lucas gatal ingin mencubit pipi bulat nonanya yang sangat menggemaskan.
"iya, nona muda. Tuan Aarav memerintahkan saya untuk menjemput nona muda dan mengantarkan nona ke perusahaan. Tuan Aarav bilang dimansion tidak ada orang karena itu tuan muda memerintahkan saya kesini." beritahu Lucas.
"Ah, Ara paham." ujar Ara sambil mengangguk mengerti
"Ayo Uncle," ajak Ara diangguki Lucas. Lucas membuka pintu penumpang dibelakang.
"Ara mau duduk didepan, boleh?" tanya Ara.
"Tapi nona-" elak Lucas.
"Ayolah, Ara mau duduk didepan."ujar Ara dengan puppy eyes nya.
"Baiklah, nona muda." ucap Lucas pasrah. Lucas membukakan pintu samping kemudi, lalu menutupnya setelah nonanya masuk.
Lucas menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Menoleh sebentar menatap nona mudanya yang sedang menikmati angin dijendela yang terbuka.
"Uncle Lucas!" panggil Ara. Lucas memberhentikan mobilnya karena lampu merah dan menoleh pada Ara yang memanggilnya.
"Ya, nona"
"Look!" ujar Ara menunjuk seorang kakek tua yang duduk di trotoar jalan dengan baju lusuh.
"Kasihan kakeknya." ucapnya lirih dengan menumpukan dagunya ke jendela mobil yang dibuka.
Lucas tersenyum mendengar perkataan Ara. Ternyata nonanya memiliki jiwa sosial yang tinggi.
"Ah, Ara punya makanan ditas Ara, boleh Ara kasih ke kakeknya, uncle?" tanya Ara dengan ceria karena mengingat ia memiliki makanan ringan yang ia beli di kantin sekolah tapi belum sempat ia makan.
"Baiklah. Tapi kita harus cepat karena nanti lampunya akan berubah hijau." ucap Lucas sambil menunjuk lampu yang masih menunjukkan warna hijau di pinggir jalan.
"Perlu saya antar?" Ara menggeleng cepat.
"Ga perlu uncle, Ara sebentar kok." Setelah diangguki Lucas, Ara keluar mobil dan berlari kearah kakek itu sambil membawa sebungkus plastik yang berisi makanan ringan dan minuman ditangannya.
"Kakek." panggil Ara pada kakek itu. Ara berjongkok didepan kakek itu.
"iya, nak?"
"Ini, Kakek pasti lapar kan. Ara punya makanan lebih jadi ini buat kakek." ucap Ara dengan senyumnya sambil menyodorkan bungkusan itu.
"Makasih, nak. Makasih." ucap Kakek itu setelah menerima bungkusan itu.
"Maaf Ara cuma punya itu, kek."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARAYNA [ Tahap Revisi ]
Novela Juvenil🚫[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]🚫 🚫Beberapa part aku privat, jadi follow dulu.🚫 🚫Tidak mengizinkan adanya unsur plagiat barang sedikitpun🚫 ... Setitik air matanya terjatuh, dadanya sakit saat orang tersayangnya mengaaikan keberadaannya. Ara mengus...