Bab 30 Akhirnya Pulang

17K 1K 28
                                    

Senyum Ara mengembang sedari tadi, Buna dan mommynya yang menemaninya juga ikut tersenyum menatap putrinya yang sedang berbahagia karena ayahnya mengizinkannya pulang.


"Bahagia banget." celetuk mommy sambil menjawil pucuk hidung Ara, membuat Ara tersenyum malu.

"Jangan gitu mommy adek malu." sontak mommy dan buna tertawa gemas mendengar perkataan Ara.

"Sini buna sisir rambut adek dulu." Ara turun dari brankar dan menghampiri bunanya yang sudah duduk disofa sedangkan mommynya tengah menyiapkan baju yang akan dibawa pulang ke mansion.

"Buna." panggil Ara.

"Iya, kenapa sayang?" jawab buna yang tengah sibuk mengikat rambut Ara.

"Ayah jadi jemput adek, buna?" tanya Ara.

"Jadi dong, ayah udah dijalan sama daddy." balas Lia.

"Daddy juga?" pekik antusias Ara. Lia tersenyum melihatnya.

"Iya sayang, katanya daddy mau menemani princess cantinya ini." ujar mommy menggoda.

Pipi Ara memerah malu mendengar punuturan mommynya. "Buna adek malu." rengek Ara sontak membuat Lia dan Lika tertawa.

"Rame banget, ada apa ini?." ucap seseorang yang baru saja masuk keruang rawat Ara.

"Daddy!" pekik Ara senang. Razky berjalan kearah Ara dan langsung menggendong Ara ala koala.


"Seneng banget kayanya." ucap Razky menatap putrinya.

"Hu'um." Ara mengangguk digendongan daddynya.

"Harus dong, kan mau pulang, dad." ujar mommy.

"Ayo daddy,  Ara kangen bubba." ujar Ara sambil menganyunkan kedua kakinya.

"Mau langsung pulang?" tanya Direnc.

"Hu'um, ayo ayo ayo." ucap Ara bernada.

"Iya-Iya, ayo pulang."

"Yey, let's go."

Mobil yang dikendarai Direnc memasuki mansion megahnya. Ara keluar dengan ia berada di gendongan ayahnya. Ara memeluk erat leher sang ayah, ia masih mengantuk sebab dimobil ia tertidur pulas, mungkin efek obat pagi tadi.

"Masih ngantuk?" tanya Direnc menunduk menatap anak gadisnya yang memejamkan mata.

"Hu'um." Ara mengangguk pelan.

"Bawa ke kamar aja, yah." Direnc mengangguk mendengar perintah istrinya. Saat melewati ruang keluarga, dilihatnya anggota keluarga yang lain sudah berkumpul disana.

"Adek kenapa, yah?" tanya Bara.

"Tidur." jawab Direnc. Bara mengangguk membalas.

"Ayah bawa ke atas dulu." Direnc kembali melangkah menuju kamar Ara.

Sesampainya di kamar Ara, Direnc merebahkan tubuh Ara dengan hati-hati supaya putrinya tidak terbangun. Ia mengelus kepala Ara saat Ara menggeliat tak nyaman. Direnc tersenyum menatap wajah lugu putrinya.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang