Bab 32 Kakek Pamit

15.1K 1K 25
                                    

Ara menatap jalanan disampingnya. Ia sudah berada di dalam mobil bersama supir menuju perusahaan. Ara ingin menemui abangnya Aarav, ia sudah lama tidak kesana sekalian ingin bertemu abangnya.

"Sudah sampai nona muda." perkataan sang supir membuyarkan lamunan Ara.

"Oh iya, makasih uncle." Ara keluar dari mobil dan berjalan memasuki perusahaan. Banyak orang berlalu lalang dengan pakaian formal. Ara mengedarkan kepalanya lalu berjalan ke arah resepsionis.

"Permisi." suara imut Ara mengalihkan atensi kedua wanita yang sedang berada dimeja tersebut.

"Iya?" ucap salah satu wanita.

"Mbak, Ara mau ketemu abang." kedua wanita itu kompak mengerutkan keningnya.

"Abang?" tanya wanita itu.

"Iya." jawab Ara polos sambil mengerjabkan kedua matanya. Kedua wanita itu menatap Ara gemas ingin sekali mencubit pipi chubby Ara.

"Mbak tau abang dimana?" tanya Ara lagi.

"Saya gak tau abang kamu yang mana." ucap salah satu wanita itu. Ara menunduk sedih mendengarnya, kedua wanita itu tak tega sebenarnya, tapj mereka juga tak tahu siapa orang yang dimaksud Ara.

Ara mengerdarkan pandangnnya lagi, siapa tahu ada seseorang yang ia kenal melintas di depannya. Matanya berbinar cerah kala melihat sesosok pria yang berjalan dengan langkah tegapnya. Ara berlari menghampiri pria itu.

"Uncle Lucas!" teriak Ara, sontak saja semua karyawan menoleh padanya. Lucas menoleh kala mendengar suara imut yang memanggilnya. Mata membola melihat adik dari tuan mudanya yang berdiri disana, dengan pandangan berbinar serta senyum yang menampakkan gigi putih rapinya itu. "Uhh menggemaskan," batin orang yang melihat Ara.

"Nona muda? Kenapa disini?" tanya Lucas pada Ara. Ara mengerucutkan bibirnya sebal.

"Ara gak boleh kesini?" tanya Ara kesal.

"Ah maaf maksud saya itu, nona muda mau bertemu dengan tuan muda?" tanya Lucas lagi.

"Huum,  Ara mau ketemu abang uncle." ucap Ara.

"Uncle bisa anterin Ara?" tanya Ara.

"Tentu, mari saya antar." ucap Lucas dengan senyum tersungging dibibirnya. Ara langsung menggenggam tangan Lucas, Lucas sempat terkejut tapi setelahnya ia membiarkan tak mungkin ia menolak dan membuat nona mudanya sedih bukan? Bisa-bisa kepalanya hilang detik itu juga.

Ara bersenandung sambil mengayunkan genggamannya, Lucas menatap gemas nonanya seandainya saja ia bisa mencubit pipi nonanya yang kemerahan itu.

"Tuan ada didalam?" tanya Lucas pada wanita yang berada di depan ruangan Aarav.

"Iya Pak, tuan ada didalam." ucap wanita itu sopan. Lucas mengangguk mengerti.

"Tuan ada didalam nona muda, nona muda bisa langsung masuk menemui tuan." ucap sopan Lucas, Ara mengangguk.

"Ara masuk dulu uncle, makasih karena udah antar Ara." ucap Ara.

"Tentu nona muda." satu yang sangat Lucas sukai dari nonanya selain menggemaskan nona mudanya juga sangat menghormati orang lain terutama orang yang lebih tua darinya. Ia tak heran jika tuan nya selalu tunduk pada adiknya.

Cklekk

"Apa kesopanan mu telah hilang, Lucas." Ara menegang mengdengar ucapan dingin Aarav, yang masih berkutat dengan berkas dihadapannya.

"Abang." cicit Ara takut. Aarv tersentak kaget, ia langsung mendongak saat suara imut yang ia kenali memasuki gendang telinganya.

"Adek." Aarav langsung menghampiri Ara yang sepertinya ketakutan. Aarav membawa Ara kepelukan hangatnya, mengusap lembut kepala sang adik.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang