ARA menjadi pendiam karena kejadian kemarin. Direnc yang mengerti pun hanya membiarkannya, mungkin saja putrinya sedang memikirkannya. Nanti dia akan berbicara lagi pada putrinya. Sarapan kali ini kurang sempurna karena ketidak hadiran Aarav. Kakeknya memberitahu mungkin Aarav akan pulang siang nanti.
"Adek, mau ikut abang ga?" tanya Iel. Ara menoleh kearah abangnya.
"Kemana abang?"tanya Ara.
"Ke taman, mau ga?" dibalas anggukan girang oleh Ara. Ara menatap Direnc meminta persetujuan. Direnc mengangguk membuat Ara tersenyum senang. Biarlah putrinya melupakan sejenak masalah kemarin.
"Adek ganti baju dulu, yuk. Mommy temani." Ara mengekori mommynya ke kamarnya untuk ganti baju.
Setelah berjalan dari mansion ke taman. Sekarang Ara tengah duduk menunggu abangnya yang sedang membeli minum. Ara melihat banyak orang yang sedang berlalu lalang. Ara kembali mengingat perkataan ayahnya.
"Semua manusia pasti memiliki masalahnya masing - masing, termasuk ayah. Masalah ayah berkaitan erat dengan Adek tapi disini ayah yang salah. Adek pantas kecewa pada Ayah atau bunda . Sekarang ayah bersyukur karena adek maafin ayah dan adek mau peluk ayah."
Ayahnya benar dirinya harus bisa mengikhlaskan semua yang terjadi. Cukup selama ini dirinya bersedih. Ara hanya ingin berbahagia dengan keluarganya sekarang. Ayah dan bundanya, mereka yang paling berharga untuk Ara. Ara sangat menyayangi mereka.
Ara tersenyum lega, semoga akhirnya dirinya bisa melepaskan beban tak kasat mata ini. Dengan ini dirinya bisa menjenguk Bundanya yang tengah sakit. Ternyata perasaan nya benar bahwa terjadi sesuatu pada sang bunda.
"Maaf ya abang lama." perkataan Iel mengalihkan pandangan Ara ke arah abangnya. Ara hanya mengangguk mengiyakan.
"Nih." Iel menyodorkan air putih kemasan yang telah dibuka ke adiknya. Ara meminum air itu. Ahh, leganya. Hari ini memang sangat panas padahal masih jam sepuluh.
"Besok mau berangkat bareng abang ga?" tanya Iel, hari ini adalah tanggal merah.
"ga ngerepotin?" tanya Ara.
"Kalo ngrepotin ga mungkin abang tawarin."ucap Iel sambil terkekeh, Ara juga terkekeh mendengar gurauan abangnya.
"Iya, Adek mau." Iel tersenyum mendengarnya, sembari mengacak pelan rambut Ara. Adiknya ini memang lucu.
📖
Kedua kakak beradik memasuki mansion dengan genggaman yang masih terjalin. Iel membawa Ara ke ruang keluarga. Ara melebarkan matanya melihat pemandangan didepannya.
"ABANG!" Ara berlari kearah Aarav dan meloncat ke gendongan abangnya, Aarav dengan sigap menangkap adik perempuannya ini. Aarav mengecup berkali-kali wajah sang adik. Ara tertawa geli digendongan abangnya.
"Darimana,hm?" tanya Aarav sambil mencium gemas pipi adiknya.
"Main sama abang Iel ditaman." jawab Ara. Ara mengalihkan pandangannya pada pemuda seumuran Aarav. Arkan tersenyum melihat adik perempuannya.
"Abang Ar!" panggil Ara ceria pada Arkan. Arkan mendekati adiknya dengan tangan terjulur kedepan ingin menggendong Ara. Ara berpindah gendongan.
"Adek kangen sama, abang?" tanya Arkan kepada Adik yang sedang memeluknya. Ara mengangguk cepat. Arkan duduk disofa samping Aarav dengan Ara yang masih digendongannya.
"Adek lapar ngga? makan dulu yuk." ajak Buna Lia.
"Adek ga lapar." ucap Ara sambil menyembunyikan wajahnya ke leher sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARAYNA [ Tahap Revisi ]
Teen Fiction🚫[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]🚫 🚫Beberapa part aku privat, jadi follow dulu.🚫 🚫Tidak mengizinkan adanya unsur plagiat barang sedikitpun🚫 ... Setitik air matanya terjatuh, dadanya sakit saat orang tersayangnya mengaaikan keberadaannya. Ara mengus...