"Aku mau putus"
Jungkook berhenti meneguk lemon juice miliknya lalu beralih menatap ke arah mata Eunha. Gadis itu duduk tenang, manis dengan kedua tangannya diatas meja. Jungkook yang merasa daritadi makan malamnya berjalan sangat bagus dikejutkan dengan pernyataan gadis di depannya.
"Eun? Maaf sepertinya aku salah dengar. Tap-"
"Tidak Kook, kau tidak salah dengar" sela Eunha.
"Tapi kenapa? Kenapa mendadak sekali? Kita baru saja berlibur bersama ke Amerika, bahkan baru saja kita mengobrol dan memakan sate domba bersama. Tidak ada masalah kan?"
Eunha menggeleng "Ini tidak mendadak, aku sudah memikirkannya dari kepulangan kita dari Amerika"
Alis Jungkook mengkerut dan tangan pemuda itu beralih meraih tangan mungil milik Eunha. Menggenggam dan mengelus pelan punggung tangannya. Ia ingin menenangkan gadis itu barangkali ada masalah. Tapi melihat raut wajah Eunha yang tenang, sepertinya benar jika Eunha sudah memikirkan matang matang tentang keputusannya ingin berpisah.
"Apa aku ada salah, Eun? hmm? Katakan padaku. Jangan begini"
"Seharusnya kau yang jangan begini, Kook. Kau menjadikanku kekasih, padahal ada hati lain yang kau damba. Kau membuatku jatuh cinta, aku memberikanmu seluruh cintaku tapi kau? Kau memang memberiku cinta juga, tapi itu hanya potongan yang sudah kau bagi dengan Rose."
"Eun.."
"Jika memang kau menginginkan Rose, kejar dan gapai saja dia. Seharusnya itu yang kau lakukan, bukan malah berlari ke arahku. "
"Rose? Dia hanya temanku, kumohon dengarkan aku.." Jungkook berusala menyela.
"Aku melihat apa yang kalian lakukan malam itu. Malam dimana kau mabuk berat di bar, Mingyu menghubungiku. Tapi Rose datang lebih dulu karena barista disana mengangkat telfon Rose dari ponselmu. Aku pergi ke rumahmu malam itu Kook, aku mengkhawatirkanmu. Lalu aku melihat apa yang seharusnya tidak kulihat" pengakuan Eunha menyinggung tentang kegiatan panas Jungkook kala mabuk bersama Rose itu mengejutkan sang pelaku.
"Aku marah, tapi aku tahan dan mencoba mengerti kalau malam itu kau dibawah pengaruh alkohol. Aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkanmu, apa aku harus menyalahkan Rose karena menerima sentuhanmu? Aku tau Kook, jika ada perselisihan diantara aku dan Rose kau akan dipihakna bukan aku"
Jungkook hanya diam mendengar pengakuan yang menyakitkan itu. Ia tahu dirinya brengsek, tapi ia tidak tahu jika telah melukai perasaan gadis sebaik Eunha sedalam ini. Jika ingin mempertahankan Eunha disisinya pun rasanya terlalu egois. Karena ia juga tidak bisa memungkiri bahwa Rose entah sejak kapan mulai memasuki hatinya.
Jungkook tidak bisa memberikan janji apa apa lagi kepada Eunha. Ia kalah.
"Maafkan aku, Eun. Aku sungguh sungguh. Maaf karena belum bisa memberimu bahagia yang pantas kau dapatkan" Jungkook tertunduk setelahnya.
Keduanya resmi berpisah. Eunha meninggalkan Jungkook sendirian yang masih duduk dan memandangi gadis itu dari dalam restaurant berdinding kaca tersebut.
Ciiittt... Brak!
Jungkook dengan segera bangun dari duduknya setelah melihat kecelakaan didepan matanya. Sebuah mobil sedan hitam seperti kehilangan kendali kontrol rem dan menabrak seorang gadis yang ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster In Me
FanfictionWhy don't we kill each other slowly? Squeeze a little tighter 'til we can't breathe. "What can I say? what can I do?" The monster in me loves the monster in you. [Update every monday]