Berulang kali Rose menghembuskan nafasnya berat entah karena apa. Mungkin karena pikirannya cukup kacau saat akan pulang ke Korea, memikirkan bagaimana dirinya akan diperlakukan saat tiba di Korea nantinya.
"Aku sudah membeli tiket baru, penerbangannya 2 jam lagi. Kita tunggu disini saja" ucap Jiho setelah selesai mengurus tiket pesawat. Karena melihat kegelisahan Rose, Jiho memutuskan untuk mengganti jam penerbangannya.
"Terima kasih" jawab Rose.
Rose sedikit bernafas lega. Tangannya beralih meraih perutnya yang masih rata. Mencoba mengajak janin didalam perutnya untuk tenang.
Menyadari itu membuat tangan Jungkook terulur untuk ikut menggenggam tangan Rose. Mata keduanya bertemu lalu tersenyum bersama. Jungkook berusaha untuk bersikap baik-baik saja meskipun sampai akhir usahanya tidak terbalaskan. Rose tetap menempuh jalan dimana tidak ada dirinya.
Daripada menuruti sarannya untuk menjauhi Jaehyun, Rose memilih bersama pria yang telah menyakitinya itu untuk tetap bersama di Rio. Lalu daripada menerima ajakannya menikah, Rose lebih memilih membuat rumor palsu dengan pria yang tidak lama ia kenal bernama Erwin.
Jungkook merasa kalah dalam segala hal.
Padahal demi Rose, Jungkook hampir kehilangan segalanya.
"Jangan merasa tertekan setibanya di Korea, aku akan menangani semuanya untukmu Ros. Kau istirahat dan fokus saja pada calon bayi ini"
"Jangan khawatir, aku akan merawatmu. Dan calon keponakanku ini" goda Jungkook membuat semburat merah dipipi Rose.
"Dia pasti senang mendapat Paman dan Bibi sebaik kalian, bahkan diawal kehadirannya" ucap Rose sebagai bentuk terima kasih kepada kedua sahabatnya itu.
Ketiganya memutuskan untuk menunggu penerbangan berada disebuah cafe hingga kedatangan seseorang mengejutkan ketiganya terutama Rose.
"Erwin?"
Erwin datang dan tanpa tahu malu duduk disebelah Rose. Membuat Jungkook mengerutkan alisnya kesal. Dan Jiho yang bingung tentu saja.
"Bagaimana kau bisa disini?" tanya Rose.
"Menunggu kedatangan seseorang, mungkin? Aku mempunyai firasat akan ada yang datang menghampiriku sebentar lagi" jawab Erwin penuh teka-teki. Tapi seolah mengetahui jawaban teka-teki itu, Rose mencoba untuk tenang. Apa mungkin seseorang yang akan mendatangi Erwin itu adalah Jaehyun? Entahlah.
|Monster in Me|
Mendarat di Bandar Udara Internasional Rio de Janeiro, Jaehyun dengan langkah terburu-buru ingin menuju mobilnya harus dihadapkan dengan kejadian tidak terduga.
Seseorang menabraknya dari lawan arah dan menumpahkan seluruh minuman berkafein warna hitam itu bajunya.
Deja vu.
Jaehyun seperti melihat kembali kejadian pertama kali ia bisa bertemu Rose di Bandara. Kejadian yang serupa, tapi kali ini terulang dengan orang yang berbeda.
Memilih untuk tidak memperdulikan kejadian itu, Jaehyun mencoba kembali berjalan dan lagi-lagi kini perjalananya terhalang oleh sosok yang berdiri kaku terkejut melihatnya. Jaehyun pun tak kalah terkejutnya dengan sosok didepannya.
Kedua mata itu bertemu, mata Rose dan Jaehyun.
Keduanya diam membatu. Saling berperang melawan perasaannya masing-masing. Dari sisi Jaehyun ingin sekali dirnya memeluk perempuan didepannya ini. Dan dari sisi Rose ingin sekali dirnya meneriaki dan menghujani pria didepannya ini dengan sejuta makian dan pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster In Me
FanfictionWhy don't we kill each other slowly? Squeeze a little tighter 'til we can't breathe. "What can I say? what can I do?" The monster in me loves the monster in you. [Update every monday]