39 : Skepticism

1.2K 238 12
                                    

Rasanya sudah bukan geram lagi. Krystal sudah berada ditahap ingin membunuh saudara satu-satunya itu karena ulahnya akhir-akhir ini.

Suara hentakan heels milik Krystal memenuhi seisi rumah megah yang berada di kota Rio. Pemiliknya memang ada di rumah, tapi seperti orang mati karena sekalipun tidak pernah langkahnya keluar dari dalam kamar.

Tepat sebelum Krystal ingin membuka pintu kamar Jaehyun, terdengar suara pecahan dari arah dalam kamar yang tentu membuat sang kakak khawatir akan apa yang dilakukan sang adik didalam.


"KAU GILA!!!!" Teriak Krystal saat melihat banyaknya botol alkohol pecah tercecer dilantai. Pecahan kaca itu tidak Krystal gubris dan tetap berjalan dengan tergesa menuju Jaehyun yang duduk diatas ranjangnya.


PLAK!

Satu tamparan mendarat dari sisi kiri pipi Jaehyun. Membuat pemuda itu menatap kearah si penampar dengan wajah yang cukup menyeramkan. Kantung mata yang sangat jelas tergambar, mata yang memerah, bibir kering dan pucat pasi.


"Apa semua karena gadis itu? Kau menghancurkan dirimu sendiri karena gadis itu?!" Tangan Krystal berpindah untuk mencengkram baju Jaehyun, "JAWAB AKU! KAU RELA HANCUR HANYA UNTUK GADIS ITU?! GADIS YANG SUDAH MEMBUNUH AYAH KITA?!"

Tangan Krystal dengan kasar ditepis oleh Jaehyun, "Kau senang kan? I lost her, forever. Just for this fucking shit you called family!"

"Wake up, Jeffrey. Open your eyes, and look her clearly. She killed our daddy"


Jaehyun sudah gila rasanya. Dirinya paham bahwa Rose tidaklah secara langsung membunuh sang Ayah. Tapi takdir yang menyeret Rose masuk kedalam cerita rumit ini. Tapi kenapa harus Rose? Gadis lain saja asal jangan Rosenya.


"Harusnya kau paham bagaimana rasa sakit itu karena kita berada diposisi yang sama. Kau saudaraku!" ucap Krystal dengan nafas berat karena menahan tangisannya jatuh.

"Jadi, kau mau membunuhnya? Begitu rencanamu?" tanya Jaehyun.

"Why not? I will take revenge on her. For our daddy. Aku tidak akan diam jika Erwin merebutnya dariku" jawaban Krystal membuat Jaehyun tertunduk lemas lalu mengusap wajahnya kasar.

"Boleh aku meminta satu hal padamu?" 


Krystal menatap Jaehyun dalam, pemuda itu sedang meminta dengan segenap hatinya. Itu yang Krystal tahu. Karena dirinya paham bahwa sang adik tidak akan pernah memohon sesuatu kepada siapapun kecuali itu benar-benar dari dalam hatinya.

Tapi akhir-akhir ini banyak permohonan yang Jaehyun minta entah kepada bintang atau angin atau hanya angan-angan belaka. Bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Rose.


"You also have to kill me after her. Biarkan juga kami melihat bayi itu terlahir, bagaimanapun aku ayah dari anak yang dikandung Rose. Aku ingin melihat bagaimana wajah anak itu, aku yakin Rose juga berpikiran sama"

Krystal terdiam mendengarnya.

"Kau mungkin membenci Ibunya, tapi anak itu tidak bersalah apapun padamu. Kak, kumohon jangan sentuh Rose. Setidaknya sampai dia melahirkan. Aku mohon padamu" ucapan Jaehyun sangat tulus. Semoga ada sebuah keraguan dihati Krystal untuk menyakiti wanitanya, itu permohonan Jaehyun saat ini.



|Monster in Me|

Monster In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang