"Kau bisa saja memanggil Dokter Park kesana, kenapa kau harus kemari?!" omelan Johnny kali ini sungguh membuat Krystal sakit telinga.
Krystal memijat kepalanya pelan sebelum mengambil camomile tea yang tersuguhkan diatas meja. Hari ini ia menjalani pemeriksaan yang sungguh melelahkan, ia ingin beristirahat begitu sampai di Apartemen. Tapi kedatangan Johnny menggagalkannya.
Pernikahan Krystal dengan Kai sampai saat ini belum juga membuahkan hasil sesuai harapan mereka. Alasan itulah yang membuat Krystal rela datang jauh-jauh ke Korea hanya untuk menemui dokter yang dulu terbiasa menangani keluarganya. Apalagi? Krystal menginginkan keturunan.
Tidak banyak orang di dunia ini yang dipercaya oleh Krystal. Apalagi dirinya adalah selebriti yang setiap langkahnya akan menghiasi warta berita. Sebab itu hanya dokter Park lah yang bisa ia percayai untuk mengecek kesehatan tubuhnya dan tentang program hamilnya. Publik tidak perlu tahu itu.
"Kak, aku sangat yakin mudah bagimu membawa dokter Park untuk ke Rio. Kita kembali ke Rio, ya? Jangan di Korea" usul Johnny.
Krystal menyilangkan kakinya setelah meletakkan kembali minumannya diatas meja.
"Waktu ku hanya 2 bulan disini. Setelah itu, aku akan kembali ke Rio. Kenapa? Kau sepertinya lebih takut aku berada disini ketimbang mengkhawatirkan tentang kesehatanku. Apa yang kau coba kau tutupi dariku, Jo?"
Mata Johnny sedikit melebar mendengar itu, "Tidak, tidak ada. Aku hanya ingin kau tidak menginjakkan kaki lagi disini. Ah, atau kau ingin mampir ke taman pemakamannya? Kau belum pernah kesana, bukan?"
Mendengar itu membuat Krystal menarik nafas panjang lalu berdiri dari duduk cantiknya, meninggalkan Johnny yang masih duduk di sofa sendirian. "Untuk apa aku kesana, tidak ada gunanya. Semua sudah berakhir"
Mr. Kim is calling....
Johnny menatap layar berdering itu dan langsung menyembunyikannya setelah tau panggilan siapa yang datang di ponselnya. Setidaknya jangan saat ada Krystal di sekitarnya.
|Monster in Me|
Seusai permintaan Rose, hari ini adalah hari dimana ia bertemu dengan investor misterius yang menyebut dirinya sendiri sebagai Mr. J. Ada Jiho dan Pak Kim juga yang turut hadir dalam pertemuan bisnis yang Rose atur di sebuah Restaurant Jepang.
Sudah 20 menit lamanya ketiga petinggi Jéllery itu menunggu sang tamu undangan hingga akhirnya tamu itu datang.
Seorang pria paruh baya dengan rambut yang sudah sepenunya tak hitam lagi, memakai kacamata dan bisa dilihat dari wajahnya jika ada darah campuran yang menghiasi gen di tubuhnya.
Tidak seperti harapan Rose, bukan Mr. J yang ia harapkan rupanya.
"Istriku adalah penggemar berat perhiasanmu, nona Rosie. Dia terus mendesakku untuk berinvestasi didalamnya, lalu menjadi pemilik saham agar bisa mengusulkan untuk membuka cabang. Aku ahli dalam bidang ini, jadi ku harap kau menerima tawaran baikku"
Fokus Rose sungguh terpecah belah. "Kau memiliki kartu nama yang unik, Mr. J. Aku suka logo kelinci ini" dengan nada malasnya.
Jiho yang melihat itu sungguh geram. Lagi pula, bukankah Rose sendiri yang berekspektasi tentang siapa Mr. J ini? Lalu kenapa ia melampiaskan kekecewaannya ini kemana-mana hingga menganggu etika pekerjaan. Seperti buka Rose yang selama ini Jiho ketahui sungguh profesional dalam bekerja.
"Just call me, Mr. Jeremy. That's my full name. And, ya.. I like bunny because it's remind me of my daughter. She's passed away 3 years ago"
"I'm so sorry.."
"It's okay. Lalu istriku menemukan perhiasan dengan bandul anak kelinci yang sangat lucu di toko mu. Sejak saat itulah istriku menjadi pelanggan setiamu"
Oke, Rose rasa sudah cukup semua menjawab rasa penasarannya. Semua kebetulan dan kesamaan ini cukup masuk akal. Mungkin benar kata Jiho jika dirinya hanya merindukan sosok itu karena bawaan dari sang bayi, hingga membuatnya sedikit sensitif dengan semua hal yang berhubungan dengan sang Ayah dari bayinya.
Kesepakatan siang itu telah puncak. Rose setuju dengan bergabungnya Mr. Jeremy untuk ambil bagian dari keluarga Jéllery.
"Apa anda sudah ada gambaran untuk cabang kedua, Tuan Jeremy?" tanya Jiho sebelum mereka benar-benar mengakhiri pertemuan kali ini.
"Sure! Aku berencana membawa brand kalian ke Swedia. Kurasa itu ide yang sangat bagus meski harus kita persiapkan dalam waktu yang lama"
Swedia?
Apa Rose masih bisa berfikir bahwa semua ini adalah kebetulan semata?
"Aku akan membuka Jéllery di pusat kota Stockholm dengan bangunan megah" lanjut Mr. Jeremy membuat Rose semakin dalam larut dalam ingatannya.
"Tiket ke Swedia. Kau pergilah kesana sementara waktu. Aku ada rumah di Stockholm. Tinggalah dengan tenang disana sampai aku datang"
Kata-kata dan janji itu sangat terdengar jelas di kepala Rose hingga membuat kepalanya sedikit berat. Pak Kim yang menyadari kerutan di kepala Rose cukup khawatir melihat kondisi calon ibu itu.
"Nona Rose, anda baik-baik saja? Apa perlu kita ke Rumah sakit?" tanya Pak Kim.
"Tidak, aku baik-baik saja".
Rose beralih menghadap kearah Mr. J yang juga menunjukkan raut wajah cemasnya.
"Segera kita wujudkan proyek pembukaan Jéllery di pusat kota Stockholm. Saya yang akan turun ke lapangan langsung, dan anda cukup membantu melancarkan jalan saya dalam proyek ini Tuan Jeremy. Saya akan senang jika proyek ini bisa diwujudkan segera" ucap Rose dengan tegas cukup membuat Mr. Jeremy terkejut dan tersenyum melihat semangat itu.
Berbeda dengan Jiho yang kebingungan menghadapi perubahan mood si calon Ibu ini. Apa karena hormon? Bukankah tadi Rose nampak tak bersemangat? Kenapa sekarang.. ah entahlah.
"Apa kita tidak terlalu terburu-buru? Kita masih bertemu sekali, Rose. Masih banyak pertemuan lagi untuk bisa membangun project besar bersama. Jangan ambil tindakan gegabah" bisik Jiho tepat di telinga Rose hingga membuatnya menoleh dan menatap kearah mata sahabatnya itu secara langsung dan dalam.
"Tidak. Aku akan pergi ke Swedia. Aku yakin akan menemukan apa yang kucari disana" jawab Rose membuat Jiho bingung sendiri. Sebenarnya apa yang ingin ia cari di Swedia?
To be continued...
Part yang aku bold diatas adalah percakapan yang ada di chapter 23 : Sweden.
Long time no see. Sorry kalau lama bgt buat update karena kemaren aku sakit guys dan beneran istirahat total. Allhamdulillah sekarang udah bisa buka laptop lagi.. huhuuuu terharu.
Makasih buat yang nungguin cerita ini yaaaaa... sayang bgt sama kalian♡ ♥💕❤
Seperti yang sudah-sudah, aku update kemaleman hahaha. Good night, baca pas udah bangun aja yaa. Istirahat yang nyaman.
btw, ada yang bisa nangkep alur selanjutnya ga? wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster In Me
Fiksi PenggemarWhy don't we kill each other slowly? Squeeze a little tighter 'til we can't breathe. "What can I say? what can I do?" The monster in me loves the monster in you. [Update every monday]