53 : A Happy Goodbye?

909 142 29
                                    

Hanya jika Jaehyun bisa, menyingkirkan segala ego nya, segala pertahanan yang selama ini dirinya bangun konon katanya untuk kebaikan wanita didepannya ini beserta buah hati mereka. Hanya jika Jaehyun bisa menyingkirkan semuanya, ia ingin berlari dan memeluk tubuh Rose didepannya.

Dulu, dirinya akan menjadi garda depan Rose jika satu saja air mata wanita itu menetes membasahi pipinya. Tapi sekarang, dirinya sendiri yang menjadi alasan air mata Rose jatuh.

Jaehyun juga membenci dirinya sendiri, andai Rose tahu.


"Let's not fallin in love again, Jae"

"Aku akan memulai kehidupan baru, hanya aku dan si kembar. Tanpa siapapun yang tahu akan kemana aku membawa keluarga kecilku, termasuk dirimu. You don't deserve anything about me and my boys. Maybe this is what you want, right?"

"I saw that video you gave me, I was crying that night. You seemed to really love me at that time. But, now i realize. You love me but you don't want me. Hanya itu yang terpikir olehku setelah aku berjuang melawan diriku sendiri membesarkan si kembar. Why I'm all alone? You should by my side!"

Rose kesal, kenapa dirinya harus menangis lagi? Dirinya belum puas mengeluarkan segala beban yang menganggu pikirannya selama ini. Ia ingin memarahi dan mengumpati Jaehyun sepuas hatinya, tapi kenapa itu begitu sulit?


"I'm always keep an eye on all of you from afar" Jaehyun akhirnya bersuara.

"But we just need you with us! no more distance, no more excuse!" Rose mengusap air matanya, "All the small things, like daggers in my mind. My head was bleed just because thinking about you left me, you left us, Jae" suara Rose melemah.

"I'm not, bunny" bela Jaehyun saat tuduhan Rose melayang menyerangnya.


Satu langkah, dua langkah diambil Jaehyun untuk memotong jarak antar keduanya. Hingga yang tersisa kini hanya tubuhnya yang tegap tepat di hadapan Rose.


"I just, can't" ucap Jaehyun pelan.

"So now what's your excuse? What do we have to lose? Since I'm already losing you"

Mulut Jaehyun kaku dan kembali bungkam tak dapat menjawab pertanyaan yang Rose lontarkan padanya. Memang benar, Jaehyun tidak bisa menjelaskan itu.

Dan Rose sudah menduga akan hal ini. Jaehyun dan dunianya sangat rumit. Maka saat inilah titik lelahnya. Ia lelah berusaha memasuki dunia Jaehyun padahal yang sebenarnya adalah Rose telah berhasil mengisi seluruh dunia Jaehyun.

Kepala Rose mendogak untuk menatap wajah lelaki yang dicintainya ini. "I know you don't deserve this. Tapi, bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya"

Tanpa kata dan menunggu waktu lagi, Jaehyun menarik wanitanya ini untuk datang ke tubuhnya. Untuk ia dekap, untuk ia bagi kehangatan karena matahari telah terbenam.


"You didn't change your shampoo" sindir Jaehyun saat rambut lembut Rose akhirnya bisa ia belai lagi. Wangi bunga mawar, tidak pernah berubah.


Rose menangis dalam pelukan Jaehyun. Dada bidang itu menjadi sandarannya melepaskan segala emosinya. Jika boleh jujur, Rose sangat merindukan saat seperti ini bersama Jaehyun.

When she was tired, when she had finished putting the twins to sleep, when she had finished preparing food, when she felt alone, she just wanted to hug this man like this.

Monster In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang