13.

156 22 16
                                    

"Aku akan menyanderamu, dan berharap ayahmu langsung mengambil tindakan serta keputusan yang tepat, karena aku tidak mau berlama-lama lagi." kata Jhin, lalu ia melangkah keluar meninggalkan Ruby seorang diri di kamar tak layak pakai.

Kronologinya belum lengkap, tapi kita bisa tahu bahwasanya tujuan Jhin hanya satu, yaitu mendapatkan uang. Dan satu-satunya cara supaya menghasilkan adalah menjadikan Ruby sandera, kalaupun memang benar Jhin sendiri berniat 'tuk menolong anak-anak seperti Ruby—namun tidak menutup kemungkinan bahwa tindakan Jhin sudah termasuk dalam tindak kejahatan.

Jhin pergi...
Meninggalkan Ruby sendirian, ia berjalan menuruni tangga yang lapuk. Sesampai di lantai bawah, Jhin sama sekali tak menanggapi sosok Fanny yang masih membersikan kaca jendela. Malahan wanita itu terlihat ketakutan dengan respon tubuh yang gemetaran.

Langkah kaki Jhin berhenti di depan pintu, sebelum membuka pintu tersebut, Jhin sempat menengok ke arah Fanny sambil memperingatkan... "Berani kau masuk ke kamarku, akan kubunuh, ingat itu." barulah sosok Jhin melangkah keluar.

Siapa sih yang berani kalau sudah diperingati apalagi sampai di ancam? Fanny juga masih pingin hidup, ia pun tidak ada niat untuk naik ke lantai tiga. Jadi yah.. "Terpaksa aku harus tutup mulut," Fanny bergumam seraya menghela nafas. "Mau bagaimana lagi... Aku nih masih mau hidup lama dan mau tahu gimana rasanya nikah."

________________________________
.

.
THE CASE
"Chapter 13"
.

.

©Wibukun
________________________________

Masih di apartemen kumuh,
Ruby cuma bisa berbaring tak berdaya, ingin sekali bergerak turun dari ranjang tapi kondisi tubuhnya benar-benar tak mendukung. Penyakit yang ia derita merupakan penyakit langka, bahkan penyakit ini belum ada namanya. Meski demikian dokter-dokter ternama yang pernah merawat Ruby di rumah sakit telah berjuang keras untuk membuat obat tersebut.

Berita terkait obat itu sudah disebar-luaskan melalui media televisi, koran, atau radio. Namun sayangnya.. para dokter belum bisa menjualnya secara publik—Butuh persetujuan dari pihak-pihak tertentu, bahkan mereka harus membujuk presiden untuk mendapatkan tanda tangan.

Ini tidak mudah, juga tidak ada waktu lagi bagi Ruby untuk bertahan hidup.

"Kamu suka sekali dengan buku dongeng ini, Ruby. Makanya ibu selalu membacakannya setiap hari."

"Red tidak pernah menyerah, itu yang Ruby sukai darinya, Ruby ingin menjadi wanita kuat seperti Red!"

"Dalam buku ini tidak cuma menceritakan Red, tapi juga ada banyak teman Red yang sama kuatnya—White, Black, Yellow, tapi tetap saja kamu menyukai Red. Sebegitu inginnya kah kamu menjadi dia, Ruby?"

"Iya! Aku ingin menjadi seperti dirinya!"

Masa kecil indah Ruby bersama sang ibu, kenangan indah yang ia miliki hanya bersama sang ibu, dan kehangatan yang diberikan semasa itu hanyalah bersama sang ibu. Sampai suatu ketika beliau meninggal dunia, rasanya sakit sekali, Ruby.. tidak lagi mendapat kebahagiaan.

"Penyakit ini...." ia mencengkeram dadanya kuat-kuat, menahan rasa sedih yang amat sangat menyakitkan. "....Penyakit ini,"

"Itu dia orangnya, katanya dia penyakitan, dan tidak bisa disembuhkan."

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang