Granger, adalah pria (24) yang menjaga loyalitas dalam bidangnya. Ia merupakan seorang detektif kelas menengah yang sudah memecahkan banyak kasus selama 5 tahun, didampingi oleh salah satu rekan terbaiknya bernama Silvanna.
Meski Granger sudah berpe...
Selesai rapat... Granger dan Silvanna berjalan pulang, tanpa kendaraan, mereka melangkah di sisi jalan dengan angin kencang di malam hari—sudah dini hari.
"Aku belum nanya.. apa tadi senior berangkat sama si bohay itu...?" percakapan dimulai dari Silvanna, ia bertanya dengan wajah sedikit sinis.
"Ya."
"HMMMMMM."
"Lagipula kamu pasti sudah tahu, lihatlah ponselmu, berapa kali aku meneleponmu dan tidak kamu angkat."
"Itu soalnya.. aku sudah tidur, hehe."
"Jadi siapa yang salah? Pastinya bukan aku, 'kan?"
"Y—Ya.. bener juga sih, tapi masa iya senior harus berangkat sama dia? Kupikir senior lebih milih pergi sendiri."
"Lesley itu asisten manager sama sepertimu, dia juga tangan kananku. Jadi kurasa tidak ada yang aneh akan hal itu."
"Cih, si bohay tuh selalu aja ngambil langkah duluan." Silvanna pun memanyunkan bibirnya.
"Bukan begitu, bodoh. Justru karena kamu yang tidak mengangkat teleponku." kemudian Granger bicara dalam hati.
________________________________ .
. MOBILE LEGEND FANFICTION [AE.11] • "Just Tonight" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka masih dalam perjalanan pulang, keduanya sama-sama tidak memutuskan untuk naik kendaraan umum ataupun memesan ojek online. Bukan karena apa, hanya saja udara dini hari itu terasa menyejukkan nan damai.
"Biasanya.. kalau aku keluar malam-malam begini, aku sering pergi ke tempat hiburan untuk melepas penat." kata Granger sembari menyunut rokok.
"Tempat hiburan?"
"Ah, semacam klub malam. Kurasa kamu belum pernah masuk ke dalam sana, Silvi." lalu Granger menunjuk ke bangunan di seberang jalan yang dipenuhi kerlap-kerlip lampu bercahaya.
"Anu... tempat kayak begitu.. yah.. aku belum pernah sih. Tapi apa menyenangkan?" dengan polosnya ia bertanya.
"Menyenangkan atau tidak, nanti kamu bisa rasakan sendiri."
