10.

114 27 51
                                    

Mereka berdua tetap menjalankan tugas, meskipun keduanya sama-sama canggung. Granger dan Silvanna tiba di rumah sakit pada pukul 9 pagi—mereka tak saling bicara, tak ada percakapan, dan tak ada kontak mata. Walau begitu pekerjaan sebagai detektif masih terus berjalan.

"Melihat kondisimu sepertinya kau baik-baik saja, Pirang." kata Granger kepada salah satu korban, Alucard.

Alucard duduk sambil bersandar di kasur pasien, ia ditemani Miya, serta kedatangan Miya cukup memberi kesan hangat baginya—seorang pacar yang memiliki perhatian telah membawakan bunga dan buah-buahan.

Yah, daripada Granger.. pria ini sama sekali tidak membawa apa-apa. Well, jangan salahkan dia 'toh Granger sama Silvanna jenguk Alucard ya karena kerjaan, gak niat betul buat menjenguk.

"...Kemarin aku sudah diberi obat luar dan obat dalam oleh suster. Jadi sekarang aku sudah bisa berbicara, walau masih agak perih.. aku ingin mengucapkan terimakasih, Detektif." ah, ternyata Alucard udah bisa ngomong.

"Ya, sama-sama, karena sudah menjadi tugasku." tanpa ekspresi Granger menjawab.

"Hey-hey~ kemana pacarmu, Detektif?" Miya menyela dengan muka menyebalkan. "Bukannya kalian selalu berduaan, hm-hm-hm?"

Tentu pertanyaan itu tidak mungkin Granger jawab, ngeliat muka jengkelin kek begitu udah bikin moodnya turun drastis.

"Miya, sopanlah sedikit, kita sedang berhadapan dengan detektif. Mau bagaimana pun.. beliau sudah menyelematkanku." potong Alucard.

Merasa dirinya tak ada yang perlu dibahas lagi, Granger segera berdiri lalu berkata... "Tadinya aku tidak mau menjawab pertanyaanmu, tapi kau harus tahu kalau kami menjenguk secara bergiliran. Nah, waktuku habis—sekarang giliran partnerku." kemudian Granger berjalan ke arah pintu, pada saat dirinya hendak keluar.. "Dan ingat, dia bukan pacarku." ia berkata demikian untuk meyakinkan Miya.

________________________________
.

.
THE CASE
"Chapter 10"
.

.

©Wibukun
________________________________

Kini Granger berada di luar ruangan, ia memperhatikan Silvanna yang sedang duduk menunggu. Ya.. masih sama, ia sama sekali tidak mau membuka percakapan tak penting, maka dari itu Granger tetap diam.

Disaat ia duduk.... Silvanna pun langsung berdiri dan masuk kedalam. Well, kelihatan betul bahwa wanita itu seperti sedang menjauhinya.

Namun Granger tidak begitu peduli.
Sempat berfikir kalau ia mungkin akan membicarakan masalah ini jika tugas telah selesai.

"Huft..." Granger cuma menghela nafas.

Setiba didalam, Silvanna duduk dan bertatap muka dengan Miya. Alucard kini kelihatan sehat walau masih belum di izinkan pulang. Dengar-dengar kalau ia mesti rawat inap selama 3 hari berturut-turut. Cukup mengejutkan untuk seorang pasien yang tidak mendapati luka fatal, tapi Silvanna yakin kalau pihak dokter sudah bekerja sekeras mungkin.

"Kau baik-baik saja?" tanya Silvanna sedikit tersenyum.

Alucard mengangguk, "Terimakasih, Detektif. Kalau tidak ada kalian.. mungkin nyawaku sudah melayang."

"Enak beut kalo ngomong—" si Miya langsung nyerocos. "Bicara seenak jidat seolah-olah kau akan mati, padahal masih ada aku disisimu. Aku tidak mungkin diam saja, Alu. Makanya aku pergi.. ke kantor polisi."

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang