"Jadi.. kamu benar-benar mencurinya, menurutku tindakanmu ini mesti kulaporkan. Tapi...." setelah mendengarkan penjelasan Granger, Silvanna merasa berat apabila ia harus melaporkannya pada Johnson.
"Kalau kau mau melaporkannya, laporkan saja, Silvi. Walau begitu aku mencuri karena ada alasan yang kuat." Granger menimpal.
Pada akhirnya Silvanna pun tidak tahu harus bagaimana, terlebih lagi ia masih belum paham terhadap cerita yang baru saja Granger sampaikan. Oleh karena itu.. "Tolong beritahu aku siapa Jhin—dan kenapa kamu menyelesaikan tugas ini tanpa aku? Setidaknya aku butuh jawabanmu, Granger." Silvanna mulai mencari tahu.
Sementara itu Granger hanya menghela nafas seraya menggaruk-garuk kepala, ia bukannya bingung, juga bukan tidak mau memberitahu. Namun ia cuma malas kalau harus menjelaskan dari awal lagi.
"...Apa bisa kita bahas yang lain saja? karena aku sudah memberitahumu sedari awal."
"Cepat beritahu saja aku. Apa kamu mau aku laporkan?"
"Cih, kau sungguh menjengkelkan."
________________________________
..
THE CASE
"Chapter 18"
..
©Wibukun
________________________________Masalah terkait hilangnya senjata laboratorium yang dimiliki departement akhirnya telah tuntas, masalah ini diselesaikan secara dua pihak—Silvanna dan Granger. Meski demikian alasan sebenarnya tidak mungkin Granger beritahu, meski itu Silvanna atau pihak kepolisian.
Well, Granger memang sudah jujur bahwa ia mencuri Death Sonata dengan alasan "untuk bertugas, membasmi satu pelaku kejahatan yang terdaftar dalam Blacklist, yakni Jhin". Namun Granger tidak memberitahu Silvanna bahwasanya senjata tersebut dicuri hanya untuk "membunuh Ruby." Jadi sama saja bohong ~ Silvanna tetap tidak tahu alasan sebenarnya.
Dan dari cerita yang ia sampaikan, Granger sama sekali tidak menyebut nama Ruby. Ia cuma menceritakan si penjahat bernama Jhin. Maka semakin jelas disini Silvanna tidak tahu apa-apa soal kasus pembunuhan tersebut.
Lalu... bagaimana dengan anggota polisi yang mengecek ke dalam apartement?
Nah, sebagian anggota yang ditugaskan untuk menggeledah itu nyatanya telah di sogok oleh Granger—tak lain dan tak bukan untuk menutupi kasus yang asli.
Jadi ini sama seperti kasus pembunuhan berkedok penangkapan. Jhin bukanlah prioritas utama bagi Granger, justru Ruby lah yang ia jadikan target. Kalau begitu.. kenapa Granger menutupinya? Bukankah ia bisa membuat tuduhan palsu atas pembunuhan itu, semisal Jhin yang membunuh Ruby? Tidak, Granger tidak akan melakukan itu, karena ia tahu bahwa jika itu terjadi.. yang ada ia hanya memperbesar suatu masalah.
Seorang Detektif selalu bekerja hati-hati, waspada, cekatan, pintar, dan juga cerdik. Inilah yang Granger miliki sebagai Detektif Kelas Menengah, walau ia tidak berniat menjadi detektif, Granger tetaplah berbakat.
"Baiklah, kayaknya aku harus lebih hati-hati." kata Silvanna setelah tahu siapa Jhin.
"Dia penjahat kelas kakap. Kalau kau pernah melihat daftar hitam secara keseluruhan, pastinya kau melihat nama Jhin." sambung Granger sembari menyunut rokoknya.
Fuuhhh~
Dan seperti biasa, Granger menyemburkan asap rokoknya ke muka Silvanna.Tapi Silvanna tidak bereaksi, ia malah makin penasaran. "Kalau kubandingkan dengan Khufra, Jhin ada di urutan berapa?" Silvanna pun bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
♦️ THE CASE
FanfictionGranger, adalah pria (24) yang menjaga loyalitas dalam bidangnya. Ia merupakan seorang detektif kelas menengah yang sudah memecahkan banyak kasus selama 5 tahun, didampingi oleh salah satu rekan terbaiknya bernama Silvanna. Meski Granger sudah berpe...