15.

69 20 17
                                    

Silvanna berdiri di ambang pintu, melihat Granger yang sedang menjinjing tas unik berbentuk violin. Keberadaannya patut dipertanyakan karena Silvanna telah menerima laporan bahwa 'Death Sonata' baru saja hilang—ia tidaklah bodoh, yakin sekali kalau yang di bawa Granger itu adalah Death Sonata yang sudah di curi.

Namun ia tidak mau asal tuduh, ada saatnya dimana Silvanna perlu membahas hal penting ini dilain waktu. Maka ia pun menghiraukannya.

"Granger, aku mencarimu kemana-mana. Anu.. mumpung kita masih dibebas-tugaskan, ayo kita jalan-jalan..." sambil malu-malu Silvanna berbicara seraya mengajak.

Sosok pria dengan mata merah itu berbalik, memasang wajah yang sering Silvanna lihat—dingin nan datar, namun bibirnya bergerak sehingga senyuman tanpa ekspresi pun diperlihatkan.

"Baik, ayo kita jalan-jalan, Silvi." auranya sedikit aneh, pancaran senyum Granger sama sekali berbeda.

________________________________
.

.
THE CASE
"Chapter 15"
.

.

©Wibukun(Jhin Illustration - UNMASK)________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Wibukun
(Jhin Illustration - UNMASK)
________________________________

-- Markas Mafia (Lt. 10) --
Jhin terengah-engah, jubah hitamnya kelihatan kusut dengan bercak darah. Ia berdiri dihadapan Bos Mafia bernama Roger.

"Negosiasi itu..." ujarnya kemudian. "....Aku ingin membatalkannya, Roger..."

"Jelaskan terlebih dulu kenapa kau bisa masuk kemari, Jhin. Oh, maaf—mestinya aku tahu kalau penjaga disini tidak ada yang berguna." Roger berkata sambil menghembuskan nafas yang penuh oleh asap cerutu.

Jhin memiliki alasan tertentu untuk datang kemari, tak lain dan tak bukan.. memberitahu kabar buruk bahwa Ruby telah meninggal dunia. Benar, Roger merupakan Mafia besar, juga dia adalah sosok Ayah bagi gadis cilik bernama Ruby.

"...Roger, sementara aku mau kau melupakan negosiasi yang sudah kita sepakati. Aku tidak bisa berdiam diri apalagi perasaanku saat ini sangat kesal." ucap Jhin seraya melepas topengnya, berkata dengan suara yang dalam dan penuh penyesalan.

"Orang yang sudah menculik putriku berbicara seperti itu dihadapanku? Negosiasi akan tetap berjalan sesuai rencana, aku dan kau harus—"

Tiba-tiba Jhin melempar koper besar berwarna cokelat ke arah Roger, koper tersebut tidak ditangkap olehnya, melainkan Roger hanya diam saja sambil melihat koper itu tergeletak dalam kondisi terbuka.

Apa yang ada didalam koper adalah salah satu dampak dari seseorang yang gagal menjadi ayah—Kedua mata Roger terbuka sangat lebar, melihat banyak darah didalam sana. Tatapannya tertuju pada organ-organ dalam milik Ruby—bola matanya... ususnya... tangannya... kakinya... sampai Roger diperlihatkan oleh kepala Ruby yang sudah tidak menyatu.

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang