4.

158 33 37
                                    

-- 20:10 PM (Junk Food) --
"Aku menemukan sebuah petunjuk, Granger." kata Silvanna yang baru saja melihat jejak kaki di depan restoran.

Bila dilihat dengan kasat mata, jejak yang di maksud Silvanna mustahil kelihatan. Jadi jangan anggap remeh Silvanna, meskipun ia masih amatir, tetap saja penglihatan seorang detektif itu lebih tajam dari orang biasa.

"Biar kuteliti, menyingkir darisana."

Secara sigap Silvanna segera berdiri, membiarkan Granger meneliti lebih lanjut jejak kaki tersebut. "Bisa jadi jejak ini bukan yang kita cari. Restoran tidak pernah sepi, ditambah tidak cuma satu orang yang mungkin pernah berdiri disini. Jadi...." setelah Granger mengendus debu pada jejak tersebut, ia menyadari sesuatu. "Besar kemungkinan ini bukan jejak kaki Alucard."

"Bagaimana kau bisa seyakin itu, Granger?"

"...TKP tidak terlalu menguntungkan, mari kita bergegas." jawab Granger seraya berjalan ke mobil.

"Kemana lagi tujuan kita? Informasi yang diberikan anak kecil itu menurutku belum lengkap untuk menelusuri lebih jauh."

"Kau pikir siapa aku, huh?"

Seketika tubuh Silvanna merinding jika melihat wajah seramnya Granger. Ah, lagi-lagi ia merasa bahwa barusan dirinya salah ngomong—Maka dari itu Silvanna mesti nurut.

"Cepat masuk," ujar Granger sembari menyuruh. "Tidak ada waktu lagi, kita berdua harus menuntaskan tugas ini secepatnya."

"B—Baik!"

________________________________
.

.
THE CASE
Chapter. 4
.

.

©Wibukun
________________________________

Dalam perjalanan, Silvanna merasa enggan untuk bertanya, bahkan untuk membuka percakapan pun mulai canggung. Ia takut salah ngomong lagi, makanya Silvanna cuma diam bengong sambil menatap jalanan dari kaca mobil.

Disebelahnya, Granger sedang menyetir.
Laju mobil lumayan cepat sehingga Silvanna ingin sekali muntah, namun ia tahan karena tidak mau terlihat memalukan dihadapan Granger.

"Kalau mau muntah, buka jendelanya." dengan acuh Granger berbicara.

"...Bukankah lebih baik di dalam kantong plastik? Anu, muntah ke luar jendela pasti merugikan banyak orang."

"Kau itu mau muntah atau tidak?"

"U—Um.. tidak, akan kutahan sampai kita tiba di tujuan."

"Yakin?"

"Y—Ya."

Sesungguhnya Silvanna sendiri tidak tahu kemana tujuan ini, toh ia tidak bertanya. Awal tujuan dari penyelidikan malam ini yang ia ketahui hanya pergi ke TKP, yakni Junk Food. Tapi ia tidak pernah tahu kalau Granger akan pergi ke tujuan lain. Jika memikirkan lebih detail.. Silvanna paham bahwasanya Granger sedang menuju ke markas persembunyian si penjahat.

Mobil terus melaju dengan cepat, tak segan Granger menancap gas tanpa memikirkan kondisi partnernya. Silvanna pun semakin menjadi-jadi—pusing kepala, mual, sehingga wajahnya begitu hijau menahan muntah didalam mulutnya.

"Cih. Lihat, sebentar lagi kau muntah." kata Granger keberatan.

Tak ambil pusing—DAG!
Granger langsung menonjok perut Silvanna sampai wanita itu memuntahkan semua muntahan yang telah ia tahan sepanjang jalan.

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang