[AE.6] Visiting

75 5 12
                                    

Hari menjelang sore, Granger masih sibuk mengerjakan dokumen-dokumen kantor, rasanya letih sekali setiap ia dikejar Deadline. Bahkan Lesley dan Silvanna pun mesti turun tangan untuk membantunya.

"Senior, berkas bagian ekspedisi barang masih belum selesai, kayaknya Beatrix tidak sempat menghubungi pihak management." kata Silvanna sambil menumpuk-numpuk kertas yang telah dibaca.

Mendengar itu Granger langsung melirik tajam ke arah Lesley—memberi isyarat untuk segera menghadap Beatrix, oleh karena itu Lesley mengangguk dan berjalan keluar.

"Tunggu saja hasilnya, Lesley akan membicarakan masalah itu bersama Beatrix." balas Granger kemudian. "...Kemarilah sebentar, Silvi, aku mau kamu melihat ini."

"Ada apa, senior?" Silvanna bertanya seraya menghampirinya.

Granger menunjukkan satu lembar yang bertuliskan 'Pembangunan Game Station'—ia mau Silvanna membacanya. Disaat itu pula ia berbicara, "Perusahaan kita memang menerima orang yang sedang mencari tanah, tapi kalau soal Game Station... aku malah takut bos besar tidak mau menanggapi hal ini. Bisakah kamu menelepon beliau?"

"Tapi senior..."

"Hubungi saja, kamu belum tahu kalau bos besar tidak pernah mau menerima tempat hiburan seperti itu. Sebenarnya memang tidak masalah 'toh yang penting kita bisa menyediakan tanah baru untuk masyarakat, tapi.. semuanya tergantung keputusan bos besar."

"Ba—Baiklah..." Silvanna pun mengiyakkan, ia langsung menghubungi beliau lewat telepon kantor.

Ditengah Silvanna yang sedang menelepon, Lesley masuk bersamaan dengan Beatrix. Keduanya langsung berdiri didepan meja Granger.

"Anu, Pak Manager.. soal ekspedisi kemarin, aku minta maaf soalnya belum ada respon dari pihak management." ujar Beatrix sedikit takut, takut kena marah.

"Ya, aku sudah menduganya. Aku cuma mau mengingatkan kalau belum ada respon cepatlah beritahu aku atau Lesley, kamu mengerti, Beatrix? Berhubung jasa ekspedisi dalam perusahaan kita tidak boleh ada yang telat melewati masa tenggang."

"A—Aku mengerti, pak. Jadi.. sekarang aku harus bagaimana?"

Lesley langsung memotong, "Ikut aku, kamu harus menulis 3 dokumen supaya bisa di ACC. Ingatlah bahwa kerjaanmu disini bukan untuk bermalas-malasan. Kerja cekatan paling diutamakan disini."

"Tolong jangan keras-keras pada karyawan baru, Les. Beatrix masih butuh bimbingan agar dia paham." timpal Granger menenangkan, karena ia tahu si Lesley lagi naik darah.

"Justru karyawan baru itu mesti di perlakukan secara tegas, apalagi anak sepertinya, kerja aja masih leha-leha dan belum ada tanggung jawabnya. Perusahaan ini menjunjung tinggi kerja sama tim!"

Teriakan Lesley membikin Beatrix ketakutan setengah mati, ia tidak tahu harus menjawab apa, itulah mengapa Beatrix hanya diam sambil menunduk.

"Sudahlah, kamu tenang saja, Beatrix." Granger pun memegangi bahunya seraya membuat Beatrix tenang. "Pekerjaanmu memang sering salah, tapi aku mohon padamu untuk bertindak lebih cepat, oke? Tanyakan saja padaku kalau ada yang tidak kamu mengerti."

"T—Terimakasih, pak..."

Sesaat Beatrix dan Lesley berjalan lagi keluar, Silvanna pun baru selesai menghubungi bos besar. Ia berkata pada Granger... "Senior, benar katamu ternyata bos besar tidak setuju."

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang