31.

56 5 5
                                    

"Mau berapa lama kau berputar-putar? Kita tidak akan pernah sampai tujuan, Silvanna."

"Diam. Aku sedang kesal, dan kau cukup diam saja. Dasar brengsek." jawab Silvanna sembari menyetir mobil tanpa arah.

Disisi lain Granger pun hanya bisa diam, bukan tak bisa melawan melainkan ia sedang tidak mau cari keributan 'toh ini cuma masalah spele.

Pada akhirnya mobil yang dikendarai pun berhenti, sejujurnya Silvanna sudah berputar-putar lebih dari 1 jam. Rasa kesal yang ia sebut merujuk pada hal sebelumnya—membiarkan dan melihat Granger berduaan bersama Freya di rumah sakit.

"Kau cemburu atau apa?" barulah Granger bertanya.

Silvanna tak membalas, namun sorotan matanya terlihat lebih tajam dari biasanya. Matanya memandang ke depan, telapak tangannya memegang erat setir mobil itu, mencengkeramnya kuat-kuat.

"Kelihatannya kau tidak mau menjawab pertanyaanku. Tapi kabar baiknya aku sudah sembuh, dan terimakasih karena berkatmu aku diperbolehkan pulang." Granger berkata kemudian.

"Aku membawamu karena ada berita besar." barulah Silvanna menjawab.

"Hoo.."

"Penjahat itu kembali beraksi."

"......." si detektif menengah terdiam sejenak.

"Kasusnya berjalan saat aku pulang dari rumah sakit, sesampai di rumah pihak polisi meneleponku bahwa ada—"

"Cukup." namun Granger tiba-tiba memotong. "Aku tidak butuh berita seperti itu. Seperti kasus pada umumnya bahwa laporan dari polisi hanyalah alasan, buang-buang waktu, dan terlalu banyak basa-basi."

Sekilas Silvanna menoleh dengan mata yang tajam sambil bertanya, "Apa maksudmu?"

"Hmph, semestinya kau tahu kalau polisi sudah menelepon, kau seharusnya bertindak lebih cepat. Tidak perlu mendengarkan ocehan polisi mengenai alasan dibalik kasus pembunuhan tersebut. Bergeraklah lebih cepat, Silvanna."

"...Aku tidak paham maksudmu. Kita ini seorang detektif, tentu alasan apapun itu pasti kita membutuhkannya. Apa kau menjalani ini tanpa mengetahui semua itu, Granger?"

"Hanya detektif pemula yang membutuhkannya. Bagiku itu tidak penting."

Silvanna langsung tersenyum remeh. "Baik, terserah apa katamu."

"Kalau begitu cepat putar balik. Ada barang yang harus kuambil di apartemen sebelum menjalankan tugas menyebalkan ini."

Tanpa berkata apa-apa, Silvanna mulai menancap gas sehingga mobil yang dikendarai melaju dengan cepat.

________________________________
.

.
THE CASE
"Chapter 31"
.

.

©Wibukun
________________________________

-- Klub Malam Bawah Tanah --
Suara musik DJ berdengung-dengung—degupan dahsyat dari alunan bass yang mengisi ruangan tertutup itu terasa seperti detakan jantung. Banyak orang berfoya-foya—namun mereka bukan orang sembarangan, melainkan para pejabat, gubernur, serta orang-orang penting lainnya.

Selamat datang di UNDERGROUND—dimana para pejabat bersenang-senang atas hasil kerja kerasnya—Hasil dari uang korup.

"Aku dengar ada dua penjahat ternama yang masuk penjara. Etto.. siapa namanya..."

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang