Manhunter mendorongnya hingga berbaring dikasur, dengan bola mata sebiru lautan ia memperhatikan sang detektif dari atas kepala sampai ujung kaki. Apa yang ia pandang ternyata tidak sesuai ekspektasi, karena Freya berpikir bahwa detektif bernama Granger ini bisa lebih melawan, namun nyatanya dalam kondisi mabuk pria itu lebih mirip seperti pecundang.
"Mulai dari sekarang julukanmu bukan lagi Detektif Kelas Menengah, melainkan Pecundang Kelas Menengah, Granger." Freya berkata seraya meledek, kedua tangannya bergerak sambil membuka seragam ketatnya. "Jujur saja aku tidak suka dengan seragam kepolisianku, rasanya sangat sesak karena makin hari toketku makin membesar. Dan asal kau tahu, Granger, aku juga belum pernah melakukan ini seumur hidupku."
Granger yang berbaring atau lebih tepatnya terkapar lemas sungguhlah tak berdaya, ia cuma bisa menatap langit-langit ruangan dengan tatapan yang amat sangat kosong. Seperti yang kalian tahu, meminum minuman keras dengan kadar alkohol lebih dari 30% saja sudah membuat manusia menderita. Freya memberikan anggur merah yang alkoholnya 75%, loh!
Oke, satu pertanyaan.
Mengapa Freya sendiri tidak mabuk?
Padahal sudah jelas kalau ia juga meminumnya.Jika memang benar begitu, maka dapat dipastikan si Freya ini adalah pemabuk berat. Mungkin bisa dikatakan bahwa 75% alkohol masih belum membuatnya high—Well, subarasshi!
"Nah, sekarang katakan padaku siapa kau sebenarnya, Detektif." kata Freya yang sudah bertelanjang dada. "Kau harus menjawab semua pertanyaanku."
Walaupun belum punya pengalaman soal seks, Freya itu tidak polos, secara teori ia memiliki banyak ilmu mengenai persetubuhan. Hal tersebut juga nyatanya cukup berguna untuk interogasi, mungkin agak nyeleneh bagi seorang polisi, tapi.. apa boleh buat, jika sudah diberi perintah, maka Freya tidak dapat mundur.
"Tenang saja, aku tidak akan menyiksamu, tampan. Biar kulayani tubuh berototmu ini." ia menindihnya, berbisik tepat ditelinga Granger sambil mengelus-elus dada bidang tersebut.
Pada saat tangan Freya masuk dan menggerayangi tubuhnya dari dalam... Satu detik setelah itu tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, sosok Silvanna berdiri dengan muka yang sangat marah.
"Sudah kuduga kamu bukan polisi baik-baik!" Silvanna berseru lantang, menyiapkan tombak spiralnya tanda mengancam. "Pelecehan seksual wajib dipidana!"
________________________________
..
THE CASE
"Chapter 20"
..
©Wibukun
________________________________"Lepaskan Granger dan cepat pakai bajumu!"
"Kenapa aku harus menurutimu? Kau bukan ibuku." mau tak mau tindakan Freya saat ini dalam hambatan, ia berdiri dan menunda interogasinya. "Atau jangan-jangan.. kau menyukainya, ya?"
Tiba-tiba ekspresi wajah Silvanna berubah drastis, "Jangan bicara seenaknya, lonte. Apa aku harus membungkam mulutmu dulu supaya kamu tahu alasan yang sebenarnya, huh?" tidaaak! kenapa muka Silvanna serem banget sih.
"Hmph, kau pikir aku seorang amatir, begitu? Haha! tentu saja aku tahu kalau tindakanmu sama seperti polisi pada umumnya. Akan tetapi.. sayang sekali ~ Aku tidak akan segan bila bertarung tanpa busana." Freya langsung mengeluarkan tamengnya.
TRANG!
Namun serangan ujung tombak Silvanna dapat menghancurkan tameng tersebut dengan sangat mudah."Apa?! Mustahil—satu kali serang?!" lantas Freya pun kaget, ia melangkah mundur seraya menjaga jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
♦️ THE CASE
FanfictionGranger, adalah pria (24) yang menjaga loyalitas dalam bidangnya. Ia merupakan seorang detektif kelas menengah yang sudah memecahkan banyak kasus selama 5 tahun, didampingi oleh salah satu rekan terbaiknya bernama Silvanna. Meski Granger sudah berpe...