30.

41 4 1
                                    

"Kau tidak akan bertemu lagi dengannya." ucap Granger dengan ekspresinya yang dingin, ia berdiri tegak setelah menghantam Rafaela hingga pingsan.

Lawan bicara Granger pun menjawab.. "Melihatmu melukai rekan kerjaku membuat perasaan ini bangkit kembali—Perasaan yang hanya kupunya saat dahulu."

"Memang itu yang kurencanakan." secara cepat Granger berkata, membuat Freya sedikit keheranan.

"Huh? Apa maksudmu, penjahat?"

Granger berjalan pelan-pelan ke arahnya, dan kakinya yang sakit sudah tak ia rasakan lagi. Entah apa yang Granger pakai namun sekarang kita sama seperti melihat seseorang yang benar-benar sehat sedia kala.

Namun pada saat Granger mengatakan sesuatu yang penting... disitu pula sosok Silvanna muncul sambil mendobrak pintu, membikin suasana rumah sakit menjadi kacau karena suara yang amat keras.

"SUDAH KUDUGA AKU TIDAK BISA MEMBIARKANMU BERDUAAN DENGAN LACUR ITU!" sambil berdiri di ambang pintu dirinya berseru lantang.

Sampai pada akhirnya Granger tak jadi untuk mengatakan hal penting pada Freya, kehadiran Silvanna sungguh tak terduga sehingga kedua pasien ini terbengong-bengong.

________________________________
.

.
THE CASE
"Chapter 30"
.

.

Story' Copyright ©Wibukun
________________________________

Di waktu yang sama...
"Terimakasih, kau muncul tepat waktu, Eve."

Sebuah rumah kosong diatas bukit kecil, lahan terbengkalai dan lebih mirip seperti kuburan—Inilah markas mereka.

Dari sudut ruangan yang gelap, Evelyn menjawab... "Kau bisa melakukan lebih dari itu, Jhin."

"Maksudmu untuk mengalahkan Granger?"

"Ya, tapi sayangnya sekarang kau hanya bergerak karena kau kehilangan anak gadis itu. Bukankah ini saatnya untukmu menunjukkan potensi yang lebih baik kepada si detektif, huh?"

"...Aku tidak bergerak karena Ruby. Tapi dia." sesaat Jhin menoleh ke arah Roger yang sedang terbaring lelah, werewolf tersebut dipenuhi banyak luka.

Roger pun berkata...
"Benci mengatakan ini, tapi terimakasih sudah merawat anakku, Jhin."

Disisi lain, Jhin tidaklah menjawab. Ia hanya bangkit dari tempat duduknya sambil berjalan ke arah Roger, barulah ia membuka mulut—"Negosiasi kita belum selesai. Aku merawat Ruby karena butuh uang. Dan rencanaku kacau gara-gara si brengsek Granger."

"Benar, negosiasinya belum selesai. Bahkan aku terkejut kalau Ruby dirawat oleh orang yang menculiknya. Kau—sebenarnya apa yang kau rencanakan selain memerasku, Jhin?"

Sebelum menjawab, Jhin melepaskan topengnya terlebih dahulu, kemudian ia menaruhnya di atas laci penuh debu. Ekspresi wajah Jhin tidak menunjukkan seperti orang yang sedang bahagia ataupun puas, lebih ke arah menyesal, itulah ekspresinya saat ini.

"Ruby.. anakmu.. mengidap penyakit langka dan mematikan yang belum pernah dialami oleh semua orang di dunia. Kaulah yang menyarankan dia masuk ke rumah sakit untuk di rawat—tapi sejauh yang aku lihat Ruby tidaklah di rawat, melainkan di jadikan bahan penelitian oleh para dokter disana. Sebagai Ayah, apa kau tidak kasihan padanya?" sesungguhnya Jhin mengatakan ini dengan raut muka yang sangat amat kesal.

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang