🍋 [AE.14] PRIVATE ROOM

347 4 13
                                    

18+
THIS CHAPTER CONTAIN HARD LEMON!
.
.

Seusai bertemu Lesley di restoran, Granger berencana mampir terlebih dulu ke cafe milik teman lamanya. Jarak dari restoran ke cafe yang di tuju tidak terlalu jauh, oleh karena itu Granger lebih memilih jalan kaki.

Di persimpangan jalan, ia berpikir untuk menghubungi Silvanna supaya dia mau datang. Sebenarnya tidak enak juga jika mampir ke cafe tapi tidak mengajak si junior peak itu.

Baik, sudah diputuskan, Granger pun meneleponnya.

"Apa kamu sibuk?" setelah diangkat, Granger bertanya.

"Gak mungkin aku sibuk malem-malem begini. Aku cuma nemenin Dyroth main video game."

"Oh, kupikir kamu akan tidur."

"Hmm, kalau adikku masih bangun itu tandanya aku belum bisa tidur. Dia itu sangat rewel kalau masalah game."

"Yasudah, tandanya kamu tidak keberatan kalau kuajak ke suatu tempat, 'kan?"

Silvanna diam sejenak. Kemudian...

"EH?! YANG BENAR?! APA KITA AKAN KENCAN?!" Silvanna langsung kegirangan.

"Bisakah kakak diam?! Berisik sekali, sialan!" belum sempat dibalas ternyata suara Dyroth terdengar.

"Ehehe~ ya maaf. Langsung saja, senior, kita mau ketemuan dimana?"

"Akan kukirim alamatnya di chat. Dan cobalah untuk tidak berdandan lama-lama, mengerti?" kata Granger seraya mengakhiri panggilan.

Tahu teleponnya sudah di matikan, Silvanna langsung cemberut sambil bergumam, "Dasar, dia malah menutupnya dengan kalimat yang tidak enak. Lagian mana bisa aku dandan? Aku ini tidak bisa.. dandan."

"Itu karena kakak bodoh." dibalas oleh Dyroth. "Rata-rata cewek tuh bisa dandan. Tapi lihatlah kakak, kamu sama sekali tidak bisa menjadi cewek feminim."

"Apa kamu bilang?!" tentu Silvanna marah. "Katakan sekali lagi gak akan ku kasih uang jajan!"

"Hmph, uang jajanku masih ada. Aku tidak perlu cemas soal itu." sang adik mengejeknya. "Sudahlah, sana pergi. Aku gak keberatan kalau harus namatin game ini sendirian. Kakak berhak menghabiskan waktu sama pacar kakak."

Meski begitu ekspresi Silvanna masih gak bisa dibilang ceria, ia mengembungkan pipi sambil terus menatap adiknya dengan penuh pertanyaan. Lalu Silvanna bertanya, "Ngomong-ngomong soal pacar, kemarin kamu sudah mengenalkannya padaku, 'kan? Siapa tuh.. aku lupa."

"Ruby. Aku dan dia sudah pacaran secara resmi."

"Heeeehhh~" namun Silvanna malah penasaran. "Kalau begitu ceritakan padaku bagaimana bisa kalian berpacaran? Dimana kalian bertemu? Apa kalian sudah ciuman? Atau..."

"Fuck You 🖕lebih baik aku tidak menceritakannya pada kakak. Sono pergi, katanya mau kencan."

"Huft, dasar gak asik."

________________________________
.

.
ALTERNATE EPISODE [AE.14]
"Private Room"
.

♦️ THE CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang