-- Di Apartemen --
Granger duduk di meja kerjanya, membuka lembaran-lembaran buku yang isinya untuk mendalami peran detektif. Ini adalah buku berbobot. Namun sayangnya Granger tidak pernah membacanya hingga beres.Tak ada alasan khusus mengapa ia tak mendalami peran detektif dalam buku tersebut. Meski demikian ia tetap menyimpannya karena buku itu merupakan hal terpenting yang di wariskan oleh sang Ayah.
"Tidak ada petunjuk. Aku masih belum bisa menemukan apa yang aku cari. Aku butuh pencerahan. Mungkin segelas wine dapat membuatku berpikir dengan jernih." ujarnya sendiri, ia pun bangkit dari tempat duduknya sembari berjalan ke lemari es. "...Aku harus cepat-cepat membimbing Silvi supaya dia bisa menjadi detektif handal, tapi yang namanya wanita tuh sulit untuk di ajar, pasti masuk kuping kanan keluar kuping kiri."
Granger menuangkan winenya ke dalam gelas. Ia tidak lagi duduk di meja kerjanya, melainkan di kursi spesial yang selalu ia duduki saat menikmati langit malam di balik dinding transfaran yang mengarah ke perkotaan.
"Ya, langit malam di kota ini benar-benar indah. Aku harap aku bisa menjadi kelelawar yang dapat terbang di balik kegelapan."
"Ah, aku suka sekali komik Batman."
Beberapa saat mengiristirahatkan diri, tiba-tiba ponsel Granger berdering. Ia melirik sebentar 'tuk melihat siapakah yang menelepon, ternyata itu dari Departemen. Well, merasa malas mengangkat teleponnya, Granger pun memejamkan mata sambil menjernihkan pikiran. Rasa dari wine yang ia minum terasa sangat lezat dengan aroma khas, akan tetapi kadar alkoholnya juga cukup tinggi bahkan bagi seorang pemabuk sekalipun.
Oleh karena itu Granger berniat untuk tidur,
Di atas kursi spesial yang selalu ia gunakan untuk memandangi gedung-gedung."Beri aku waktu 'tuk istirahat sejenak." gumamnya kemudian.
________________________________
..
THE CASE
"Chapter 33"
..
©Wibukun
________________________________Masih di waktu yang sama,
Kota besar yang dipenuhi oleh tindak kriminal ini sering padat pada malam hari, terutama di bagian tertentu seperti zona merah yang telah di catat oleh kepolisian. Dari beberapa tempat, ada satu yang tidak pernah kelihatan mencolok, yaitu Zona Merah Agricon—tempat atau distrik yang dipenuhi oleh para pebisnis gelap.Ruang lingkup yang tidak memadai untuk masyarakat biasa, justru zona tersebut dijadikan tempat yang sangat berbahaya. Ada asumsi bahwa barang siapa yang masuk maka tidak akan bisa keluar dengan selamat.
Lalu mengapa polisi tidak bertindak?
Nah, pemahaman seperti ini sudah sangat umum di kota-kota besar. Polisi bukannya tidak bertindak, melainkan mereka bernegosiasi kalau zona merah yang tercatat DILARANG KERAS memasuki wilayah publik alias zona hijau. Walau begitu.. kenapa para polisi tidak memenjarakan mereka? Bukankah mereka yang tinggal di zona merah semuanya Kriminal?Benar, mereka kriminal, tapi juga bukan kriminal.
Mereka merupakan Narapidana yang di hukum mati—Maka dari itu mereka bebas di zona merah. Zona merah adalah lingkungan mereka.Dan ini satu ilmu untuk para reader bahwa "Hukuman Mati" bukan langsung di tembak mati, ataupun yang kalian pikirkan. Hukuman mati terdiri dari beberapa struktur dan bagan seperti: "Pidana yang sudah di jadwalkan, atau hal lain semacamnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
♦️ THE CASE
FanfictionGranger, adalah pria (24) yang menjaga loyalitas dalam bidangnya. Ia merupakan seorang detektif kelas menengah yang sudah memecahkan banyak kasus selama 5 tahun, didampingi oleh salah satu rekan terbaiknya bernama Silvanna. Meski Granger sudah berpe...