29. good girl

1.8K 95 1
                                    

Hardin membuka pintu unitnya ketika bel berbunyi, pandangan di depannya adalah wajah Jiska yang terlihat ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hardin membuka pintu unitnya ketika bel berbunyi, pandangan di depannya adalah wajah Jiska yang terlihat ketakutan. Tanpa pikir panjang Hardin mempersilahkan gadis itu masuk, Jiska mengangguk lalu mengekori sang tuan rumah ke dalam ruang tengah yang menampilkan kartun We Bare Bears di layar tv tanpa suara. Suara yang Jiska dengar adalah lagu yang ia rekomendasikan beberapa waktu yang lalu yakni Day6 – I Would.

Jiska terduduk menatap kosong Grizzly, Panda, dan Ice bear yang sedang menaiki log di sebuah taman hiburan. Pikirannya bercabang antara bundanya yang mungkin menyakiti ayahnya lagi dan keputusannya pergi ke apartemen dosennya. Hardin yang menyadari mahasiswinya hanya diam, ia pun bersuara.

“Suka cokelat panas?”

“....”

“Jiskala?”

“Hah? Iya pak. Maaf,” jawab Jiska sambil menunduk. Ia merasa bersalah lagi pada dosennya.

Beberapa menit kemudian Hardin menghampiri Jiska dengan segelas cokelat panas di tangan kanan dan setoples macaron di tangan kiri.

“Terima kasih. Bapak baik-baik saja?” tanya Jiska yang menyadari mata sembab dosennya.

Drrrtttttt

Ponsel Jiska berdering, ketika membaca nama sang penelfon di layar ponselnya ia langsung lari menuju pintu dan menguncinya. Mengetahui pintu dihadapannya sudah terkunci, gadis itu menggigit kukunya dengan cemas. Hardin yang menyadari kelakuan aneh mahasiswanya langsung menarik tangan Jiska lembut lalu membawanya pada sofa yang sebelumnya ia duduki.

Ia berlutut di depan Jiska yang terlihat ketakutan, gadis itu kembali menggigit kukunya dan menatap pintu itu cemas. Tangan Hardin terulur untuk menghentikan kegiatannya menggigit kuku, kemudian tangannya mengelus lembut punggung tangan Jiska bermaksud menenangkannya.

"Sebelum kamu bertanya keadaan saya, apakah kamu baik-baik saja Jiskala?”

Hardin menatap dalam Jiska, gadis itu pun membalas tatapan pria dihadapannya. Namun, lama-lama Jiska merasa terintimidasi dengan tatapan Hardin. Ia pun menunduk lagi.

“Takut bunda kesini terus maksa Jiska,”

Hardin tersenyum. Kenapa gadis di depannya berubah seperti anak kecil yang takut ketahuan ibunya?

“Kamu ke sini tidak izin ke bunda kamu?” Jiska memberanikan menatap pria di depannya yang sedang menatap lembut dirinya.

“Jiska.. emm—saya kabur karena bunda mau ngenalin—em.. pokoknya kalo saya gak nurut bunda jahatin ayah. Eh? Gak gitu, maksudnya—“

“Minum dulu biar tenang,”

Jiska menerima cokelat panas yang diberikan Hardin kemudian meminumnya pelan-pelan. Hardin tersenyum melihat gadis itu menurut, tangannya bergerak menyampirkan rambut Jiska ke belakang telinganya.

Good girl,"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang