398. karena hardin

868 71 4
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pelan-pelan Jiskala..." ucap Nazriel sambil membersihkan cokelat di pipi Jiskala yang sangat bersemangat memakan kue balok kang eunwoo.

"Ya sorry. Kangen banget tiga hari gak makan kue balok kang eunwoo,"

Nazriel terkekeh. Ia memotong kue balok menjadi bagian kecil kemudia menyerahkannya pada Jiskala.

"Biar gak blepotan kaya bayi. Gemes tau gak sih,"

Jiskala tersenyum dengan pipi yang mengembung karena berisi kue balok. Nazriel ikut tersenyum melihat Jiskala.

"Jiskala jangan marah ya gue tanya ini,"

Jiskala mengangguk. Ia selesai dengan kunyahan terakhirnya, kemudian menyeruput es teh di depannya.

"Lo beneran pernah pacaran sama dosen? Maaf banget gue tanya ini,"

"Santuy. Banyak juga kok yang tanya gitu. Iya Ziel, gue pernah pacaran sama dosen digital marketing gue. Ajaib kan?"

Ziel terkekeh lalu menarik tisu kemudian ia kembali membersihkan cokelat yang ada ditangan Jiskala.

Jiskala hanya terdiam atas perlakuan Ziel. Ia tidak terbawa perasaan, hanya saya ia merasakan dejavu. Tiba-tiba ia mengingat Hardin yang selalu membersihkan tangan bibir dirinya ketika sedang makan.

"Sekarang masih Jis?"

"E-eh? Enggak. Udah enggak, dia terlalu baik buat gue hehe,"

Ziel kemudian menggenggam tangan Jiskala membuat mata gadis itu terbelalak.

"Kalo gue naksir lo gimana?"

Jiskala terdiam. Ia menatap Ziel tidak percaya, selanjutnya tawanya meledak lalu memukul pelan bahu Ziel yang sedang ikut tertawa.

"Bercanda lo? Jangan naksir gue. Gue banyak kurangnya. Gue gak pantes buat siapapun,"

"Jangan gitu Jis. Lo baik, lo selalu bikin orang nyaman. Lo pantes dapet orang yang baik ke lo juga. Entah gue ataupun siapapun. Jangan insecure gitu lah,"

Jiskala tersenyum lalu memukul pelan bahu Ziel lagi.

"Ziel lo gak cocok ngomong serius gitu. Sumpah mau ketawa denger lo ngomong serius gitu haha,"

Ziel cemberut melihat Jiskala yang sedang meledek dirinya.

"Gue cium nih,"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang