472. ayah marah

803 64 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A-ayah..."

Baik Jiskala maupun Niscala sama-sama terkejut ketika membuka pintu mendapati Daris yang menatap kakak beradik itu datar. Niscala yang di belakang Jiskala langsung menarik pelan tangan adiknya.

"Mau kemana?"

Jiskala menunduk. Ia bingung antara jujur atau bohong. Jika jujur mungkin ia tidak mendapat izin sang ayah, jika bohong ia tidak tega melihat Daris.

Untuk itu Jiskala memberanikan diri menatap wajah ayahnya.

"Mau dugem..."

Daris hanya menatap Jiskala datar lalu mendorong kedua anaknya untuk masuk ke dalam kamar.

"Mau apa kamu Jiskala?"

Jiskala menunduk, ayahnya yang selalu santai tiba-tiba berubah menjadi serius. Tidak hanya wajahnya, nada suaranya pun terdengar tajam.

"Jawab ayah. Jiskala pasti yang ngajakin ke tempat seperti itu. Kamu perempuan, ayah takut kamu kenapa-napa di sana. Sebenernya apa yang bikin kamu ngajak kakak kamu kesana? Kamu kurang bersenang-senang liburan sama ayah bunda? Kita kurang ngasih kasih sayang ke kamu Jiskala? Kamu punya bunda yang perhatian, kakak yang sayang, juga ayah yang gak kalah sayang sama kamu. Apa itu semua kurang sampe kamu mau ke tempat seperti itu?"

Jiskala menunduk takut. Niscala langsung meraih tangan adiknya dan menggenggamnya.

"Jawab ayah Jiskala. Kita kurang ngasih kebahagiaan ke kamu?"

Masih menunduk, gadis itu menggeleng.

"Terus kenapa ke tempat seperti itu. Kamu kenapa? Ayah sakit hati sekali anak ayah ada niatan ke tempat seperti itu. Sekarang ayah tanya sekali, kamu kenapa? Kamu gak seneng sama bunda? Atau kamu gak seneng liburan sama ayah?"

Jiskala menggeleng. Ia masih tidak berani menatap wajah ayahnya.

"Kamu punya Hardin. Hardin sayang banget sama kamu. Hardin juga kurang buat kamu? Hardin belum bisa bikin kamu seneng makanya kamu mau ke tempat itu?"

Niscala mengamati wajah adiknya masih terdiam menunduk.

Daris tidak membentak ataupun memarahinya, tetapi karena Daris tidak pernah memarahi Jiskala sehingga gadis itu sangat takut mendengar nada Daris yang serius.

"Ayah pernah nanya tentang kebiasaan ngerokok sama mabuk kamu ke Hardin. Kata Hardin, selama kamu pacaran sama dia kamu gak pernah ngerokok sama mabuk lagi. Kamu yang bohongin Hardin atau Hardin yang bohongin ayah?"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang