"saya mahasiswa bapak dosen. Kita ada batasan,"
tentang Jiskala Glory (Kim Jisoo) PJ kelas Bisnis Manajemen 10 yang selalu menggoda Hardin Amerta Bumi (Jung Haein) dosen muda mata kuliah Digital Marketing.
⚠️full cerita di twitter @sozrow
disini han...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sorry Dev,"
Teo menunduk merasa bersalah pada Devan, sebelumnya mereka bertiga setelah diusir pak Hardin dari kelas langsung menuju kantin untuk menjelaskan semuanya pada Teo. Sekarang Teo, Jiska, dan Devan sedang duduk di kursi yang disediakan di depan ruang dosen untuk menunggu pak Hardin selesai mengajar di kelasnya.
"Santai. Wajar lo marah, gue juga kurang ajar ke Jiska. Gue tau itu cuma bercandaan, tapi ternyata separah itu haha," Devan tertawa pelan mengingat kejadian tadi pagi.
"Lagian ini orang emosian banget. Heran gue," timpal Jiska sambil menunjuk Teo yang masih menunduk. Teo menggeser badannya menghadap Jiska, tangannya menepuk bahu Jiska pelan.
"Bukan gitu. Gue takut banget lo kenapa-napa, tugas gue disini ya ngelindungin lo,"
Mereka berdua bertatapan, Jiska dapat melihat ketulusan di wajah tampan Teo. Ditambah matanya yang selalu menatapnya lembut membuat Jiska bersyukur bahwa ia memiliki seseorang yang selalu ada untuknya dan selalu menjaganya.
"Mateo Gaski.. Gue terharu pengen nangis huaaaa," Jiska langsung memeluk Teo sambil berpura-pura menangis untuk mendramatisir keadaan. Matanya melebar ketika Teo membalas pelukannya bahkan mempererat pelukan mereka.
"Jis, sejak kejadian itu gue udah janji sama diri sendiri juga ayah lo kalo gue bakal ngelindungin lo," Teo menjatuhkan kepalanya pada bahu Jiska, ia memejamkan mata sambil mengeratkan pelukannya.
Pikirannya mengingat pada sore itu dimana ayah Jiska memberi pesan bahwa ia dan Jiska pindah rumah, bukan satu komplek dengan rumahnya lagi melainkan perlu waktu satu jam untuk menuju rumah baru Jiska dari rumahnya.
Ia ingat betul, bagaimana seragam osisnya basah karena Jiska menangis lama dipelukannya. Ia juga ingat bagaimana keadaan Jiska sore itu, mata kanannya lebam, tangannya kirinya menggunakan gips, dan kakinya diperban sehingga perlu alat sebagai penyangga ketika ia berjalan ditambah wajahnya yang sembab karena menangis.
Dengan melihat keadaan Jiska seperti itu ditambah Jiska menangis kencang dipelukannya membuat hati Teo terluka. Hingga Teo ikut menangis ketika Jiska mengatakan bahwa dirinya tidak bisa lagi mengikuti olahraga kesukaannya yakni Taekwondo karena bunda Jiska memukuli kakinya hingga retak.
Bahkan untuk mengingat kejadian itu, Teo hampir menangis lagi jika Devan tidak memberitahu bahwa ada pak Hardin yang melewatinya. Hardin menatap tajam Jiska dan juga Teo yang sedang melepas pelukan mereka. Devan yang menyadari tatapan Hardin pada Teo dan Jiska pun hanya melipat bibirnya dan menahan senyumnya.
****
"Selamat pagi pak, saya Teo dari kelas 10 Manajemen Bisnis ingin meminta maaf telah mengacaukan kelas bapak karena kesalahan saya sendiri tadi pagi. Tidak apa-apa semisal saya mendapat hukuman atau pengurangan nilai, asal Jiska dan Devan tidak. Karena ini murni kesalahan saya,"
Hardin masih sibuk dengan laptopnya enggan menatap tiga mahasiswa yang menatapnya dengan tatapan memohon.
"Siapa dosen wali kamu?" tanya Hardin tanpa melepas pandangan dari laptopnya.
"Pak Habibi pak,"
"Bagaimana bisa dosen senior FEB memilih seseorang yang memiliki emosi tidak stabil untuk dijadikan ketua kelas?" tanya Hardin dingin membuat Devan dan Jiska menunduk, dua manusia itu yang biasanya bertingkah tidak punya malu pun merasakan takut karena nada suara Hardin yang tampak serius ditambah tatapan tajam yang ia berikan pada Teo.
"Saya mohon maaf pak. Saya pastikan kejadian seperti itu tidak akan terulang lagi," ucap Teo sambil menunduk.
"Apa masalah kalian bertiga?" tanya Hardin yang membuat Jiska-Devan-Teo saling bertatapan.
"Kenapa dalam pertengkaran Teo dan Devan membawa nama Jiskala? Jiskala berpacaran dengan Teo tetapi selingkuh dengan Devan begitu?"
Mereka bertiga kompak membulatkan matanya terkejut dengan perkataan Hardin. Selingkuh? Pacaran? Mereka bertiga?
"Bukan seperti itu pak maaf, tapi ini masalah pribadi,"
Hardin langsung menceramahi ketiga muridnya dengan kalimat tajam namun mendidik, hingga matanya menangkap Jiska yang beberapa kali terlihat memandangi Teo sambil tersenyum.
"Lihat saya Jiskala, saya sedang bicara sama kamu," Sontak Jiskala langsung melihat Hardin, ia malu sendiri tertangkap basah sedang memandangi Teo. Ditambah Hardin yang sedang menceramahi mereka bertiga, tetapi matanya hanya menatap Jiska seorang.
"Terima kasih atas kebaikan hati serta masukan pak Hardin. Saya berjanji kejadian seperti itu tidak terulang lagi," ucap Teo.
"Kalau begitu kami permisi,"
"Terima kasih pak,"
Hardin mengangguk dan membiarkan tiga mahasiswa itu meninggalkan ruangannya, hingga matanya memicing melihat Jiska.
"Jiskala, saya meminta tolong untuk menilai tugas kelas sebelah bisa?"
Jiska berbalik menghadap Hardin, kemudian balik menghadap Teo. "Buat sekarang pak?" Hardin mengangguk tanda mengiyakan pertanyaannya.
"Gimana yo?" tanya Jiska pada Teo yang terlihat bingung juga.
"Yaudah bantu pak Hardin dulu aja. Gue di warung babeh sama Devan, kalo udah selese kabarin aja," jawab Teo sambil mengelus rambut Jiska.
"Eittt Mateo Jiska pacaran teross," ucap seorang dosen muda yang masuk ke dalam ruangan Hardin sambil membawa dua cup starbuck di tangannya.
"Idih pak Royan iri ya?" jawab Jiska yang membuat Royan tertawa.
"Kalian pada join BiMa Nyantai gak? Lo join ga Hardin?" tanya Royan pada ketiga mahasiswa di depannya dan Hardin yang sedang menulis sesuatu dilaptop. BiMa Nyantai adalah acara rutin dua minggu sekali yang dilaksanakan oleh himpunan mahasiswa bisnis manajemen yang agendanya bernyanyi bersama sambil berbincang santai. Nantinya secara sukarela seseorang akan menyumbangkan suaranya di atas panggung dan penonton menyanyikan lagu bersama-sama.
"Join dong, saya udah hafalin lirik hati-hati di jalan pak," ucap Devan bangga sambil membenarkan tatanan rambutnya.
"Join dong saya sedang sakit hati juga," suara Jiska mengalihkan perhatian Hardin, Jiskala sedang sakit hati?
"Pak Hardin join?"
Hardin yang melihat Jiskala semangat mengikuti acara BiMa Nyantai pun langsung mengangguk mantap.