215. ngapain?

1.2K 75 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, ngapain lo disini?" tanya Jiskala terkejut melihat Daris yang santai memakan mie cup sambil memandang pantai di depan villa.

"Cek whatsapp. Anak-anak ayah lagi ngapain sih? Gue whatsapp gak ada yang bales,"

Jiskala melipat bibirnya, Hardin menghindari tatapan Daris. Bagaimana jika Daris tau bahwa anaknya sehabis berciuman dengan seseorang yang ia anggap calon mantunya?

"Abis jalan-jalan sama pak Hardin. Devan sama Miranda di dalam?" tanya Jiskala mengalihkan topik.

Sambil masih fokus memakan mie cup-nya, Daris hanya mengangguk.

"Kita mau pulang malam ini ayah. Ngapain ayah nyusulin kita?"

"Ayah cape liat jendela ngeliatnya gedung-gedung. Gini kan enak. Ngeliat pantai, awan, ijo-ijo gitu,"

Jiskala mengangguk lalu ikut membuat mie cup. Ia melirik Hardin yang memainkan ponselnya di sebelah Daris.

"Emm.. pak Hardin mau mie cup juga?"

"Boleh.."

"Pak Hardin tadi kemana aja sama Jiskala?"

Hardin gugup sendiri padahal Daris bertanya dengan pertanyaan yang umum. Bukan detail seperti 'ngapain aja sama Jiskala?'

"Tadi ke taman yang rame itu yah. Terus makan, lalu main-main di pantai. Ayah mau ke taman bunga juga?"

"Boleh. Buat upload foto di twitter bagus pak?"

Hardin mengangguk tersenyum. Calon mertuanya sangat gaul.

"Bagus yah. Ayah suka foto ya?"

"Iya. Di hp Jiskala isinya foto saya tuh. Soalnya hp Jiskala bagus buat foto hahah,"

"Apaan. Itu karena gue kalo ngefoto bagus ya ayah Daris,"

Jiskala menghampiri Daris dan Hardin yang sedang berbincang dengan dua tangannya membawa mie cup.

"Ayah kesini naik mobil?"

"Iya. Saking khawatirnya gue kalian berdua di whatsapp gak ada yang bales,"

Baik Hardin dan Jiskala tertawa. Mereka berdua jika sudah bersama jarang memainkan ponsel karena fokus berbincang ataupun fokus menikmati momen keduanya.

"Jiskala di pantai ngapain aja?"

Gerakan Hardin yang akan menyuapkan mie ke dalam mulutnya terhenti. Jiskala juga, ia menelan ludahnya gugup atas pertanyaan Daris.

"Lari-lari, makan es krim. Juga.. makan toast. Toast nya enak banget yah demi apapun," ucap Jiskala bersemangat membuat mata Daris berbinar.

"Serius? Abis ini ajak ayah ke situ mau? Sekalian ke taman bunga kata pak Hardin,"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang