212. satu kali lagi

1.4K 84 0
                                    

cw // kiss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cw // kiss


"Jiskala serius?"

Jiskala hanya tersenyum sambil mengangguk, kemudian ia berlari menghindari Hardin. Pria itu tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya, ia langsung mengejar Jiskala kemudian memeluknya dari belakang.

"Kena kamu,"

"Astaga gue diculik om-om. Tolong woy tolong,"

Jiskala berteriak ketika Hardin memeluk perut Jiskala dari belakang kemudian mengangkatnya dan menjatuhkannya sengaja pada ombak.

"Woy Hardin bener-bener. Gue gigit lo,"

Jiskala langsung balik mengejar Hardin yang tertawa sambil menghindari Jiskala. Gadis itu tidak bohong ketika akan menggigitnya karena sekarang Jiskala sudah menggigit lengan berotot Hardin membuat pria itu meringis.

"Kamu beneran menggigit saya?"

"Ngeselin. Basah semua baju saya,"

Protes Jiskala sambil memperlihatkan kaos dan celananya yang basah. Hardin yang melihat hanya tertawa kemudian ia melepaskan kemeja birunya dan memakaikan pada Jiskala.

"Apaan gak mau. Pake lagi baju pak Hardin. Saya gak mau orang-orang lihat perut pak Hardin, cuma saya yang boleh liat!"

"Kenapa cuma kamu yang boleh liat?"

Jiskala terdiam. Ia melipat bibirnya ketika Hardin memakai kemejanya, tetapi sengaja terbuka tidak dikancingkan.

Pria itu mendekati Jiskala membuat gadis itu berjalan mundur menghindari Hardin.

"Saya tanya. Kenapa cuma kamu yang boleh liat perut saya?"

Jiskala terintimidasi, ia hanya menunduk sambil menggigit bibirnya. Kemudian tangan Hardin menahan pinggang Jiskala membuat yang empunya berhenti bahkan mendekatkan tubuhnya sengaja.

Tangannya membelai pipi Jiskala, matanya menatap dalam gadis itu.

"Kamu serius sama link spotify yang kamu kirim ke saya?"

Seakan tersihir, Jiskala mengangguk dan ikut menatap dalam Hardin. Jantungnya berdebar ketika melihat mata Hardin yang begitu dalam menatapnya. Jiskala menelan ludah kasar ketika Hardin mengusap pipinya kemudian berpindah mengusap bibirnya.

"S-saya serius,"

Hardin tersenyum. Ia dekatkan hidungnya pada hidung Jiskala kemudian menggeseknya pelan. Lalu, bibirnya mengecup lama kening Jiskala membuat mata gadis itu terpejam.

Lagi, ia selalu merasakan kupu-kupu berterbangan di perutnya ketika bibir basah pria itu mengecup keningnya.

"Jadi kita pacaran?" tanya Jiskala polos menatap Hardin yang sedang menahan tawanya.

Hardin mengangguk. Selanjutnya, tangannya mengusap rahang Jiskala ia menatap dalam mata Jiskala lagi. Hingga ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir mungil Jiskala. Tangan gadis itu langsung meremat kemeja Hardin dan memejamkan matanya. Mata Hardin ikut terpejam sambil melumat bibir gadis itu lembut. Kepala pria itu bergerak ke kanan dan kiri mencari posisi yang nyaman untuk menyalurkan perasaannya lewat lumatan bibirnya. Jantung keduanya sama-sama berdebar lebih kencang daripada biasanya karena meskipun mereka berdua pernah melakukan kontak fisik lebih dari ini, ciuman mereka saat ini terkesan tulus apalagi setelah keduanya mengetahui perasaan masing-masing.

Jiskala membalas ciuman Hardin dengan melumat bibir atas pria itu, Hardin pun balik melumat bibir mungil itu sambil mendorong tengkuk Jiskala agar ciuman mereka semakin dalam. Pagutan lembut itu berubah menjadi lebih panas ketika Jiskala mulai menggunakan lidahnya dan mengalungkan tangannya lalu meremat lembut surai Hardin. Lidah mereka beradu bertukar saliva membuat keduanya hanyut dalam nikmat. Hardin memagut lagi bibir Jiskala lebih dalam membuat Jiskala menempelkan badannya pada Hardin. Pria itu benar-benar memakan habis bibir Jiskala hingga gadis itu menepuk pelan dada Hardin.

Hardin melepaskan pagutan mereka. Pria itu membuka matanya, ia memandang bibir Jiskala kemudian mengusapnya.

"Saya cinta kamu Jiskala,"

"Saya juga cinta pak Hardin,"

Mereka berdua bertatapan. Hardin melihat ketulusan di mata Jiskala, hal tersebut membuatnya terharu dan matanya berkaca-kaca. Akhirnya, cintanya terbalaskan. Tidak hanya terbalaskan, ia mendengar sendiri dari mulut gadisnya bahwa dirinya mencintainya juga.

Hardin tersenyum, ia mengelus pipi Jiskala. Gadis itu pun ikut tersenyum.

"Konsumen belum puas. Satu kali lagi,"

Tanpa jawaban, Hardin kembali menyatukan bibirnya. Pria itu memagut lebih menuntut membuat Jiskala sendiri kewalahan. Hal tersebut membuat Hardin tersenyum disela ciumannya. Kedua manusia itu saling menyalurkan perasaan keduanya lewat ciuman seakan dunia milik mereka berdua.

Hingga tidak sadar, ada seseorang yang memantau kedua insan yang sedang berciuman itu. Ia tersenyum miring.

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang