284. tupperware ilang bayar pake saham bapak lo

967 61 2
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiskala yang tertidur di depan tv terbangun karena Hardin yang mengecupi seluruh wajahnya.

"Pak Hardin? Udah pulang?"

Hardin hanya mengangguk lalu kembali mencium pipi Jiskala berkali-kali.

"Bau roti,"

"Jam berapa? Sadewa udah siap?" tanya Jiskala dengan mata setengah terpejam. Hal itu membuat Hardin tertawa dan kembali mencium pipinya.

"Jam berapa ya? Dua jam lagi kok,"

Jiskala yang mendengar jawaban Hardin pun hanya mengangguk dan kembali memejamkan matanya. Mata gadis itu terbuka setelah dirasa Hardin menindihinya sambil mencium pipinya.

"Kamu bangun tidur saja cantik sekali seperti bidadari,"

"Kak berat. Minggir,"

Hardin menggeleng. Pria itu kembali mencium pipi Jiskala hingga gadis itu tertawa karena geli.

"Woy geli astaga,"

Bukannya berhenti, Hardin justru menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jiskala lalu sengaja menggesekkan hidungnya dan menghirup aroma gadis itu.

"Amerta astaga geli stop,"

Jiskala berhenti memberontak ketika bibir basah Hardin mengecup lehernya membuat gadis itu merinding.

Hardin menatap Jiskala yang di bawahnya, tangannya bergerak membelai rambut gadis itu. Kemudian ia mengecup kening Jiskala.

"Saya cinta sekali sama kamu Jiskala,"

Jiskala memukul pelan dada Hardin.

"Hari ini bapak udah bilang empat kali kalo bapak cinta saya,"

"Saya memang cinta kamu,"

Jiskala menutup mulutnya sambil tertawa pelan. Ia mengangguk lalu mendorong pelan dada Hardin agar menjauhinya.

"Permisi pak saya mau cuci muka dulu,"

Hardin menggeleng. Ia langsung melumat bibir Jiskala membuat gadis itu langsung menutup matanya terkejut. Bahkan biasanya Jiskala yang mendominasi, kali ini Hardin yang memimpin.

Jari Hardin mengusap rahang Jiskala membuat gadis itu menarik leher Hardin untuk memperdalam ciumannya. Hardin benar-benar memakan habis bibir Jiskala sehingga membuatnya pasrah dan mengikuti permainan Hardin. Sampai Hardin melepas ciuman mereka ketika Jiskala mendorong dadanya pelan.

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang