196. bang avel jangan nangis

1.1K 80 0
                                    

marvel (kim mingue)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

marvel
(kim mingue)


"Jiskala..."

Lirih Marvel melihat target dari misi bosnya yakni Jiskala yang sedang tersenyum lebar tepat di depan mobilnya. Marvel bisa saja langsung membuka pintu lalu membawa Jiskala ke rumah bosnya, tapi tangannya sulit digerakkan. Dadanya terasa sesak melihat senyuman Jiskala, kemudian ia meremat kemudi karena ia sendiri bingung tidak bisa berbuat apa-apa.

"Bang avel.. bunda mukulin Jiska,"

"Bang avel.. jangan nangis, Jiska gak papa. Jiska gak mati,"

"Bang avel.. kaki Jiska sakit gak bisa digerakin,"

Marvel langsung menunduk menjatuhkan kepalanya pada kemudi, tangannya masih meremat kemudi di depannya. Ia memukul kepalanya sendiri frustasi. Bagaimana bisa ia tega menyerahkan Jiskala kepada bundanya yang telah memukulinya? Ia tahu. Ia menyaksikan bosnya memukul Jiskala dengan tongkat baseball besi milik Niscala di sekujur tubuhnya dan yang paling parah adalah bosnya juga memukuli luka basah di kaki Jiskala.

Malam itu, Daris menghentikan pukulan Yura kepada Jiskala dan langsung menggugat cerai ibu dari Niscala dan Jiskala. Marvel yang waktu itu masih menjadi sekretaris Daris datang menyelematkan Jiskala dan langsung menggendong Jiskala menuju mobilnya. Daris memerintahkan Marvel untuk segera membawa Jiskala ke rumah sakit dengan nada bergetar menahan tangis melihat kondisi Jiskala saat itu.

Hal yang membuat Marvel tidak bisa tidur ketika Yura sudah memerintahkan dirinya untuk menjemput Jiskala adalah suara lirih gadis itu terngiang-ngiang di telinganya yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

Waktu itu, keadaan Jiskala sangat kacau, mata kanannya lebam, darah keluar dari mulutnya, wajah dan tangannya penuh dengan bekas pukulan, yang paling parah adalah kakinya yang kata Jiskala seperti mati rasa. Namun, gadis itu masih sempat mengkhawatirkan Marvel yang sedang menangis melihat keadannya.

"Bang avel.. jangan nangis, Jiska gak papa. Jiska gak mati,"

Marvel memukul kemudi. Ia merasa jahat pada Jiskala. Hingga tidak Marvel sadari bahwa Jiskala lari dengan senyuman mengembang menuju mobil Hardin yang tidak lain adalah teman dekatnya sendiri.

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang