177. Anak bos episode 2

1.2K 81 0
                                    

aa jordi (wi ha joon)barangkali lupa xixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aa jordi (wi ha joon)
barangkali lupa xixixi

"Sorry telat. Sumpah van gue lupa banget pulang kelas langsung kesini,"

kata Jiskala sambil duduk di hadapan Evan yang sedang memakan waffle. Kemudian cowok berkaca mata itu menyadari Hardin di belakang Jiskala.

"Selamat sore pak Hardin,"

Hardin hanya mengangguk lalu memilih meja di sebelah Evan dan Jiskala. Evan hanya tersenyum penuh arti melihat Hardin yang datang bersama Jiskala.

"Mau cobain waffle nya gak? Aaaaa,"

"Eh? Gue pesen dulu aja. Gak mau bekas lo,"

Tolak Jiskala pada Evan yang mencoba menyuapinya dengan waffle. Jiskala langsung menuju kasir diikuti Hardin di belakangnya. Sesampainya di kasir Jiskala masih tidak menyadari Hardin, sampai Hardin membuka suaranya.

"Caramel Macchiato nya enak,"

"Eh pak Hardin?"

"Pesan saja. Biar saya yang bayar,"

"Terima kasih, tapi tidak usah pak. Saya gak mau utang ke bapak,"

"Saya mau caramel macchiato sama burger, kamu Jiskala?"

Jiskala terlihat bingung. Ia hanya menatap dada Hardin yang di depannya.

"Jiskala? Mau pesan apa?"

"Caramel macchiato sama waffle caramel dua,"

"Empat. Saya tau, dua saja tidak cukup buat kamu,"

***

"Pak Hardin saya dan Jiskala pamit duluan,"

Pamit Evan kepada Hardin dengan Jiskala disebelahnya. Hardin hanya mengangguk lalu melirik Jiskala.

"Mau langsung pulang?"

"Iya pak. Kami pamit pulang ya,"

Evan langsung berjabat tangan dengan Hardin, Jiska pun sama. Namun, gadis itu sambil mencium tangan Hardin. Hardin menahan tangan Jiskala yang akan melepaskannya, ia menarik pelan tangan Jiskala kemudian berbisik.

"Balas whatsapp saya,"

Mata Jiskala melebar dengan kelakuan Hardin saat ini. Ia melirik Evan, ternyata cowok itu sedang memainkan ponselnya di pintu masuk. Jiskala langsung melepaskan tangan Hardin ketika Evan meliriknya.

"Saya pamit pak. Selamat malam,"

Hardin tersenyum mengangguk menanggapi Jiskala.

"Mau gue anter pulangnya?" tanya Evan pada Jiskala. Hardin mendengarnya, ia menatap lurus Evan dan Jiskala. Entah mengapa Jiskala melirik pada Hardin seakan meminta persetujuannya, tetapi Hardin diam saja.

"Makasih, tapi gue bawa mobil van,"

"Yaudah kalo gitu gue ikutin lo dari belakang sampe rumah lo. Gue naik motor. Biar aman lo aman sampe rumah,"

Jiskala melirik pada Hardin lagi, pria itu masih menatapnya datar.

"Boleh van,"

Tidak lama, Marvel dan Jordi menghampiri Hardin lalu duduk di depannya.

"Mana dek Starla?" tanya Jordi terdengar antusias.

"Ah kampret lo berdua. Otw-otw tapi gak nyampe-nyampe. Udah pulang si Starla,"

Jordi langsung menghembuskan napasnya kesal. Ia langsung memukul bahu Marvel.

"Gara-gara lo boker dulu di SPBU,"

"Ye kan gue kebelet anjing. Lo mau gue berak di mobil lo?"

"Ya gak mau sih,"

Hardin melempar sendoknya membuat Jordi dan Marvel terkejut.

"Gue lagi makan bangsat,"

Marvel dan Jordi tertawa puas melihat wajah Hardin yang terlihat sangat kesal. Tiba-tiba Marvel memijat keningnya terlihat berpikir.

"Eh kalian inget gak sih anak bos gue yang waktu itu kabur? Gue kayak liat di parkiran tadi,"

"Emang kenapa kalo liat dia?"

"Dia masih jadi buronan bos gue anjir,"

"Lah kenapa?" tanya Hardin sambil menyeruput minuman miliknya.

"Ya kabur bener-bener gak mau nemuin bos gue. Kayak benci gitu, tapi wajar sih,"

"Wajar apa bangsat. Benci ke ibu sendiri wajar? Lo sakit apa gimana?" protes Jordi.

Marvel menggigit bibirnya.

"Wajar dia benci ibunya. Ada lah kejadian yang bikin gue ngewajarin dia benci sama bos gue. Gue nyaksiin secara langsung soalnya. Gue yang nolongin dia,"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang