401. badan Hardin gede kayak kulkas

1.3K 83 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hardin belum mengganti sandi unitnya, sehingga Jiskala langsung masuk dan menyalakan lampu di ruang tengah dan dapur. Ia mengetuk kamar Hardin tiga kali, tetapi tidak ada balasan.

Akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka pintu dan langsung mendapati Hardin yang tengah berbaring dengan layar lebar yang menampilkan we bare bears dengan kostum lebah. Jiskala tersenyum.

Ia mendekat ragu pria yang sedang berbaring membelakanginya. Jiskala menggigit bibirnya gugup melihat Hardin yang tertidur dengan memeluk boneka ice bear. Gadis itu bisa melihat perubahan penampilan Hardin, rambut yang agak panjang, mata yang sembab, juga tumbuh kumis.

Jiskala merasa bersalah. Pasca dua bulan putus, selama dua bulan itu juga Hardin tidak mengirim pesan padanya. Jiskala juga tidak bertemu Hardin selama dua bulan bertepatan dengan libur semester.

Ia duduk di sebelah Hardin dan mengusap kepalanya.

Hardin langsung terbangun ketika tangan di kepalanya menganggu tidurnya. Pria itu terbelalak melihat objek di depannya.

Mereka berdua bertatapan lama.

"J-jiskala? Ini kamu?"

Jiskala mengangguk dan tersenyum pada Hardin. Tangannya mengusap pipi Hardin yang terasa kasar.

"Jiskala..."

Hardin langsung memeluk Jiskala menyalurkan kerinduannya pada gadis itu. Berkali-kali ia mencium kepala Jiskala. Hardin benar-benar rindu Jiskala sampai ia menangis. Ia menangis lagi di pelukan gadis itu. Jiskala membalas pelukan Hardin tak kalah erat, ia berusaha untuk tidak menangis dengan menepuk pelan punggung Hardin.

"Saya kangen sekali sama kamu Jiskala,"

"Jiskala juga kangen sama pak Hardin,"

Hardin menguraikan pelukannya. Tangannya mengusap pipi Jiskala, ia masih tidak percaya Jiskala di depannya. Jiskala dapat melihat Hardin yang kembali menangis sambil menatapnya nanar. Gadis itu hanya terkekeh, lalu menghapus air mata di pipi Hardin.

"Jangan cengeng. Udah gede,"

Hardin menggeleng. Pria itu menggigit bibirnya untuk tidak menangis terharu karena wanita yang selama ini ia rindukan tepat di depannya.

"Jangan pergi lagi. Saya minta maaf. Saya gak akan menyakiti kamu lagi, saya janji. Saya gak bisa Jiskala. Saya gak bisa tanpa kamu,"

Tangan Jiskala menyentuh wajahnya lalu rambutnya.

"Iya pak. Saya gak kemana-mana lagi. Udah ya? Jangan nangis lagi. Saya ngerasa jadi orang jahat nih,"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang