"saya mahasiswa bapak dosen. Kita ada batasan,"
tentang Jiskala Glory (Kim Jisoo) PJ kelas Bisnis Manajemen 10 yang selalu menggoda Hardin Amerta Bumi (Jung Haein) dosen muda mata kuliah Digital Marketing.
⚠️full cerita di twitter @sozrow
disini han...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kang asep?
—
"Pak Hardin kenapa senyum mulu? Cuci mata kan lihat Miranda? Emang cantik banget si Miranda," cerocos Lisa menyadari Hardin yang sedari tadi tersenyum, sebuah pemandangan langka bagi dia dan teman kelasnya karena jika sudah di dalam kelas siapapun tidak bisa melihat senyuman Hardin.
"Iya cantik banget," jawab Hardin santai, matanya menatap Jiskala yang di depannya.
Setelah kejadian Hardin mencium tangan Jiskala, gadis itu langsung menarik Teo untuk duduk di sampingnya ketika sampai di kedai kue balok cha eunwoo. Bangku kanannya terisi Teo, bangku kirinya sudah ia pesan untuk ayahnya. Namun, Jiskala makin gila karena Hardin memilih tempat dimana mereka berdua bisa terus bertatapan yakni dengan duduk di depan Jiskala.
"Pak Hardin ada cewek gak sih? Gak mungkin kan cowok tajir, cakep, pinter kayak pak Hardin jomblo," tanya Bobby santai karena ia menyadari Hardin cukup santai ketika di luar kelas.
"Pak Hardin abis ditinggal nikah tuh," jawab Jiskala asal membuat Hardin menatapnya lurus sambil menaikkan satu alisnya. Jujur saja, Jiskala sedikit takut jika Hardin sudah menaikkan alisnya.
"Iya pak abis ditinggal nikah? Wah parah sakit banget tuh," kata Satria sambil menggelengkan kepalanya.
"Susah move on gak pak?" pertanyaan Teo membuat Hardin tersenyum miring.
"Enggak sih, awal doang saya galau. Besoknya udah gak galau lagi, ada seseorang yang membuat lupa kalau saya abis ditinggal nikah,"
Jiskala hanya diam tak bereaksi ketika Hardin menjawab pertanyaan Teo dengan mata yang tak lepas menatap dirinya.
Apakah orang itu adalah dirinya?
"Siapa pak? Secantik apa orang itu sampe bapak lupa kalo abis ditinggal nikah?"
Lagi, pertanyaan teman kelasnya membuat Jiskala penasaran dengan kalimat apa yang akan keluar dari bibir Hardin, bibir yang membuat ia penasaran bagaimana rasanya jika berciuman dengan bibir itu hanya karena Hardin mengecup punggung tangannya.
"Cantik banget seperti bidadari," Hardin tersenyum, matanya tetap menatap Jiskala. Diam-diam Devan menahan senyumnya karena ia tahu siapa bidadari itu.
"Ayah Daris dateng tuh,"
"AYAH!" Jiskala langsung lari dan berhambur memeluk Daris hingga pria itu terhuyung ke belakang. Teman-temannya merasakan haru ayah dan anak itu berpelukan erat, mereka tahu bagaimana Jiskala yang sangat menyayangi ayahnya lebih dari apapun.