75. keluar

1.4K 79 0
                                    

(satria bangun tidur xixixi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(satria bangun tidur xixixi)


"Terima kasih,"

Segera ia lari menuju gedung FEB lantai tiga menggunakan tangga karena ia tahu, walaupun sekarang termasuk cukup pagi yakni pukul 6.23 elevator akan penuh karena banyak mahasiswa yang mendapat jadwal pukul 6.30. Terlebih peraturan kelas Hardin yang tidak memperbolehkan mahasiswa masuk ketika dirinya sudah berada di kelas membuat seluruh anak kelasnya selalu terburu-buru sebelum dosen muda itu masuk.

"Selamat pagi sahabat," sapa Eve yang sedang menyantap sandwich dibangku paling depan. Kelas belum cukup ramai, masih sekitar 12 anak setengah dari populasi kelas.

"Pagi juga sahabat. Gue nyalain AC ya?"

Setelah menaruh totebag dibangku depan, Jiska langsung menyiapkan perlengkapan untuk mendukung kelas hari ini. Ia menyalakan proyektor, menghapus papan tulis, hingga mengatur AC.

"ANJING—"

"WOY!"

"SATRIA KAGETTTT,"

Satria yang sebelumnya tertidur di bawah lantai langsung terkejut ketika kakinya terinjak oleh Jiska yang sedang mengatur AC. Satria langsung terbangun dengan mata yang setengah terpejam, ia menggaruk punggungnya dan memperhatikan sekitar.

"Lo ngapain tidur disini malin?" Jiska masih mengomel kepada Satria yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.

"Satria sadar astaga," Jiska mengguncang tubuh Satria untuk menyadarkan cowok itu yang tetap tampan meskipun bangun tidur.

"Pak Bumi belum masuk kan?" Jiska hanya menjawab dengan gelengan.

"Gue rapat proker hima sampe subuh tadi Jis. Sengaja gue gak balik takut telat kelas pak Hardin," kata Satria sambil membenarkan lilitan sarung di perutnya.

"Sat, jaga kesehatan. Jangan gini. Buruan cuci muka dulu," Jiska langsung menarik tangan Satria yang masih setengah sadar menuju toilet. Hingga ketika Jiska baru saja menarik gagang pintu kelasnya, ia langsung dikejutkan dengan Hardin yang menatapnya datar. Jiska masih memegang tangan Satria, baik Jiska dan Satria yang terkejut hanya diam di tempat seakan menunggu reaksi Hardin.

"Mau keluar? Tidak butuh kelas saya?"

Sontak perkataan Hardin membuat Satria langsung berlari menuju bangkunya disusul Jiska. Suasana kelas pun langsung serius ketika wajah tegas Hardin menyapu pandangan di depannya.

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang