"Aduh, pegel banget gue duduk di aula." keluh Mai seraya meregangkan badannya. Kini mereka tengah berjalan menuju kelasnya.
"Iya anjir, pinggang gue encok." tambah (name) ikut meregangkan pinggangnya yang terasa pegal.
"Remaja jompo sih." Osamu mencibir.
"Anjing lo!" kesal (name) seraya menabok si surai abu.
"Pantat gue kram." kata Noya sambil mengusap pantat teposnya.
"Masih terngiang-ngiang lagunya." kata Tanaka, "Aku memang pecinta wanita, namun ku bukan buaya~~"
(Name) memasang wajah mengejek, "Lagunya bullshit sekali. Harusnya yang relate tuh gini," Katanya, lalu berdehem sekali sebelum bernyanyi, "Aku memang wanita pecinta uang, namun ku bukan wanita matre~"
"Yang tergila-gila pada uang~" sambung Mai, "Ku hanya mencintai uang~~"
"Uang~~" lanjut (name).
"Cih, dasar cewek." Tanaka mencibir.
"Napa? Gak seneng? Ribut sini!" (Name) memasang wajah nyolot.
"Nyolot banget lo! Gue ruqyah nih!" hardik Noya seraya memegang jidat (name).
Gadis itu menyentak tangan Noya yang berada di keningnya, "Emang bisa? Lo kan setan, masa ngeruqyah? Ntar kebakar."
"Cocote minta di kepret!"kesal Noya hendak menabok (name) tapi gadis itu sudah berpindah tempat dengan Osamu.
"Kacamata gweh sangat meribetkan." (Name) mengeluh sembari membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot.
"Lepas dulu aja." Osamu menyarankan.
"Tau, sekali-kali gak pake kacamata." lanjut Tanaka menambahi.
"Gak bisa." ucap (name).
"Jangan bege, nanti dia kalo jalan nabrak." kata Noya setengah mencibir.
"Gue minus, bukan buta!" sentak (name) kesal.
"Lo minus kali? Kok kacamata lo kayak bukan kacamata buat orang rabun. Kaca nya tipis banget, enggak tebel." Mai bertanya seraya menelisik kacamata milik (name).
(Name) terdiam sebentar, "Y-ya soalnya minus gue masih dikit." katanya sambil manggut-manggut, "Padahal gue sama sekali enggak minus." lanjutnya dalam hati.
Mai manggut-manggut tak ambil pusing, "Gitu toh."
"Pelajaran pertama apa?" tanya (name) mengalihkan topik.
"Kelas musik." Mai menjawab.
"Hah? Seni budaya maksud lo?" tanya (name) bingung.
Noya mengangguk, "Iyesh."
"Kelas musik, berarti kita main alat musik gitu?"
"Iyaa, kalo enggak nyanyi." sahut Osamu.
"Anjir. Suara gue sumbang lagi. Udah gitu alat musik yang gue bisa cuman gendang, itupun asal pukul doang." (Name) menggumam.
"Pathetic." ejek Osamu.
"Monyet!" maki (name).
Mereka telah sampai di kelas dan langsung duduk di tempat masing-masing. Tak lama seorang guru masuk kelasnya.
"Morning Everyone!!" sapanya.
"Morning Miss Karina!" balas anak-anak kelas.
(Name) mengerutkan keningnya heran, "Katanya kelas musik, kok ngomong nya pake bahasa Inggris?"
"Maklumin aja, Bu Karina emang rada-rada." Osamu menyahut.
"Sengklek maksud lo?" tanya (name).
Osamu mengangguk, "Iya gitu deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKYUU X READERS || HIGH SCHOOL ELITE!
FanfictionCerita tentang (fullname) yang baru pindah ke sekolah Elite yang isinya anak konglomerat semua. Dari yang anak CEO, tuan muda, anak pengusaha, pengacara, dokter, sampe juragan ayam pun ada. (Name) yang tadinya sekolah di SMA negeri mengalami cultur...