[14] Salah mangsa

4.2K 829 76
                                    


"Halo, cantik.."

"Kiw, maniezzz.."

"Cantik nomor wa nya dong."

"Pantes hari ini matahari gak ada, ternyata minder liat kecantikan kamu."

"Perasaan hari ini gak hujan, tapi kok bidadari nya ada disini."

Suna menatap datar pada dua makhluk kuning yang tengah menggoda beberapa gadis yang berlalu-lalang di depannya. Siapa lagi kalau bukan Atsumu dan Terushima?

Suna gak habis pikir deh sama mereka berdua yang kerjaannya godain cewek mulu. Kayak gak ada kerjaan lain apa? Mending kayak Suna, nyari info yang hot dan terbaru. Itu baru bermanfaat.

"Ayo, kantin." ajak Suna setelah menghampiri Atsumu dan Terushima.

"Bentar, gue masih nyari cewek kacamata yang gue liat diluar auditori tadi." kata Terushima sembari celingak-celinguk, menunggu sosok cewek yang ia temui tadi lewat.

Suna menaikkan sebelah alisnya, "(name), maksudnya?"

"Kurang kerjaan." ucap Suna lalu menyeret kerah belakang Atsumu, "Nanti kehabisan makanan."

"Eh-asem lo, Sunarto!" protes Atsumu kala Suna menarik kerah bajunya.

"Eh sunat! Mau di bawa kemana bro gue?!" teriak Terushima kala Suna membawa pergi Atsumu.

Atsumu yang di seret, memasang wajah nelangsa. Ia mengulurkan tangannya seolah-olah hendak meraih Terushima dengan wajah yang dibuat sendu.

"Tidaaakk! Jangan pisahkan aku dari cintaku." kata Atsumu ngedrama.

Terushima memegangi dadanya seolah menjadi orang paling tersakiti di dunia, "Maafkan aku, sayangku. Kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya."

"Najis." Suna mencibir. Ia makin menarik Atsumu dan mempercepat langkahnya. Sungguh muak melihat adegan dramatis dan lebay yang disuguhkan oleh dua makhluk yang otaknya berada dibawah mata kaki ini.

"Jangan tarik-tarik kek, sun! Lo kira gue anak kucing?!" protes Atsumu sembari melepaskan diri.

Mereka sudah sampai di kantin yang ramai. Suna mengedarkan pandangannya ke sekitar dan tidak menemukan satupun tempat yang kosong. Sepertinya ia harus menunggu.

"Gak ada anak kucing senista lo." sarkas Suna.

"Monyet lo!" maki Atsumu kesal.

Setelah itu, Suna melepaskan Atsumu dan mengantri untuk mengambil makanan. Selebihnya, ia bebaskan kemana jamet satu itu akan pergi. Toh, tidak urus juga.

"Nyeret gue doang kesini. Abis itu gue di tinggal. Dasar Sunarto, tidak setiabudi!" sungut Atsumu kesal sembari menghampiri Suna yang sudah mengantri makanan.

"Gak setiabudi, lo! Masa gue ditinggal?!" protes Atsumu.

"Setia kawan, tolol." Futakuchi menyahut geram. Ia juga lagi mengantri makanan.

"Gak usah ladenin orang tolol." imbuh Suna, malas.

"Pundung, aku lah." Atsumu cemberut.

Setelah selesai mengantri, pemuda pirang dan kedua teman yang mulutnya setara dengan ibu-ibu julid itu mengedarkan pandangannya ke sekitar. Melihat, apakah ada tempat yang kosong atau tidak.

"Tempat Akaashi, noh. Kosong." Futakuchi menunjuk sebuah meja dimana hanya ada cowok bernama Akaashi dan temannya yang berambut ikal memakai masker.

"Boleh." Suna menyahut, lalu mereka melangkahkan kakinya menuju meja Akaashi.

"Ikut gak?" Futakuchi bertanya pada Atsumu yang sibuk celingak-celinguk seolah mencari seseorang.

Atsumu mengibaskan tangannya tanda bahwa ia menolak. Dengan segera, Futakuchi langsung pergi ke tempat Akaashi. Tidak peduli dengan tingkah yang sedang dilakukan oleh manusia jelmaan buaya satu ini.

HAIKYUU X READERS || HIGH SCHOOL ELITE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang