"Astaga!"
(Name) berjingkat kaget ketika mendapati wajah Suna setelah membuka pintu kamar-nya. Dia menghela napas sambil memegang dadanya yang berdegup kencang.
Sementara Suna malah memasang cengiran tanpa dosa. Mata sipit-nya mengerling jahil, tampak puas karena berhasil mengagetkan gadis itu.
"Lo kalo gak ada kerjaan gak usah nyari perkara!" hardik (Name) sebal.
Suna menaikkan bahu, tampak tidak peduli dengan lontaran kekesalan yang keluar dari mulut sang gadis. Dengan seragam compang-camping nya alias hanya memakai kemeja putih yang kancingnya dibiarkan terbuka, menampakkan kaos hitam yang dipakai sebagai dalaman—tanpa dasi tentu saja. Dia menyender di sisi pintu, memperhatikan gerak-gerik (Name) yang sedang menyeret tas keluar.
"Udah semua barang-nya?"
"Udah, gue bawa dikit aja. Lagian dirumah Oma baju gue masih banyak." (Name) menjawab, melipat kedua tangan di depan dada sambil menatap Suna dengan heran. "Ngapain lo disini? Bentar lagi bel masuk."
"Lo ngeliat gue ngapain?" Suna bertanya balik yang mengundang dengusan keluar dari bibir (Name).
"Kayak orang kurang kerjaan."
"Emang." Suna menyahut cepat.
Mata sipit Suna menatap gadis di depannya dengan seksama. Dia sedikit merasa aneh karena melihat (Name) tanpa kacamata bulat-nya. Tapi yah, setidaknya lebih baik karena gadis itu tidak harus susah-susah lagi untuk menyamar. Walaupun Suna gak akan dapet Kiko lagi sih. Tapi gapapa, dia masih bisa beli sendiri.
"Lo dianter pulang sama Yaku?"
"Enggak, bokap gue yang jemput."
Suna manggut-manggut. "Enak, ya. Libur lima hari."
(Name) menyengir lebar. Memang sih dia di skors selama tiga hari, tetapi tiga hari itu adalah hari terakhir sebelum weekend. Jadi, (Name) anggap skors tiga hari sebagai liburan karena 2 hari tambahan yang didapat ketika weekend.
"Gue akan jadi beban Oma selama lima hari ke depan."
Suna berdecak. "Lo juga hari-hari jadi beban Oma."
"Enak aja!" hardik (Name) tak terima.
Suna terkekeh kecil. Matanya kembali menatap (Name). Sedikit heran karena gadis itu tampak baik-baik saja seolah tidak ada masalah.
"Lo ... gapapa?" tanyanya yang mengundang kerutan samar di dahi sang gadis.
"Maksud gue, lo gapapa dapet skors tiga hari padahal lo gak salah?" Suna memperjelas pertanyaannya.
"Kata siapa gue gak salah? Gue kan juga mukul walaupun Cheryl duluan yang nyulut." (Name) menjawab dengan santai. "Lagian tiga hari doang mah, ya elah, gak ada apa-apanya! Yang penting gue gak dimarahin," lanjutnya yang diakhiri dengan cengiran lebar.
Suna mendengus. "Apa yang gue harapkan dari lo."
"Emang lo mengharapkan apa?" tanya (Name).
"Lo," jawab Suna cepat.
(Name) melongo. "Hah?"
"Lemot!" ejek Suna sambil menyentil dahi (Name).
"Aw! Sakit anjir!" (Name) mengaduh, mengusap jidatnya yang disentil oleh Suna. Kurang ajar.
"Gue bakal pulang Jumat sore."
(Name) mengernyit mendengar perkataan Suna soal rencananya itu.
"Ngapain?"
Suna memasang wajah tengil. "Ngerecokin liburan lo lah. Pake nanya?"
"Kampret! Gak usah pulang sekalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKYUU X READERS || HIGH SCHOOL ELITE!
FanfictionCerita tentang (fullname) yang baru pindah ke sekolah Elite yang isinya anak konglomerat semua. Dari yang anak CEO, tuan muda, anak pengusaha, pengacara, dokter, sampe juragan ayam pun ada. (Name) yang tadinya sekolah di SMA negeri mengalami cultur...