Kringgg
Bel pulang sekolah bergema dengan nyaring. (Name) bergegas membereskan barang-barangnya untuk kembali ke asrama. Demi apapun dia sudah mengantuk dan juga lelah.
Sedari tadi dirinya terus-terusan diberi tatapan tak mengenakkan dari para perempuan di kelasnya. Bahkan ada beberapa perempuan dari kelas lain yang ketika lewat di depan kelasnya curi-curi pandang ke arah (Name) dan melemparkan tatapan sinis sembari bisik-bisik.
(Name) sudah tau apa yang mereka bicarakan. Jelas. Perilaku Suna di depan kelas tadi membuat gempar satu sekolahan. Padahal menurut (Name) sepele, tapi para fans fanatik si sipit itu saja yang melebih-lebihkan.
Setelah beberes, (Name) langsung melesat meninggalkan kelas tanpa sepatah katapun. Osamu memandang gadis itu aneh. Mungkin dia merasa lelah dan jengah akan tatapan-tatapan yang dilemparkan padanya atau mungkin ada sesuatu yang mendesak untuk gadis itu lakukan.
"Buseh, si (Name) udah ngacir aja." komen Noya yang masih sibuk merapihkan buku serta membuang sampah-sampah nya.
"Kebelet berak kali." Tanaka menanggapi.
"(Name) gapapa kah?" tanya Mai cemas.
"Emang dia kenapa?" heran Noya.
"Kali aja dia ngerasa enggak nyaman gara-gara di tatap gitu terus sama orang-orang." ucap Mai perihatin. Dia aja dilihatin udah risih. Apalagi di sinisin, gerah banget Mai jadinya.
"(Name)? Di tatap langsung kena mental? Mustahil! Itu bocah gak akan gentar kalo cuma di tatap doang." ucap Tanaka. Dari yang dia lihat, (Name) ini tuh tipikal cewek yang masa bodo sama orang lain. Kalo cuma di tatap mending cuekin. Kecuali kalo udah di senggol, baru di bacok.
Mai mendengus lalu menatap kesal pada Suna yang kebetulan sedang melihat ke arahnya. Pemuda bermata sipit itu menaikkan sebelah alisnya seolah berkata, "Apa?"
"Gara-gara lo nih si (Name) jadi di sinisin! Awas aja kalo (Name) sampe di gangguin, jaket lo gue bakar!" tukas Mai kemudian keluar kelas dengan langkah kesal.
"Makanya, sun, pikir-pikir dulu kalo mau bertindak. Biar gak ngerugiin orang." Osamu menceramahi.
"Gue berniat baik?" beo Suna.
"Niat baik lo malah mendatangkan bencana buat orang lain. Lagian gak pernah berbuat baik, sok-sokan baik. Dahlah, lo emang gak cocok jadi baik." cerocos Noya.
"Diem atau gue sebar aib lo ke Kiyoko?" ancam Suna. Noya langsung kicep.
Setelah memakai tasnya, Suna melangkahkan kakinya keluar kelas. Ia berpikir apa mungkin (Name) marah padanya? Ah, masa gitu doang marah sih? Kayaknya (Name) bukan tipikal cewek yang begitu. Mungkin gadis itu takut di semprot Yaku atau malas meladeni sepupunya makanya langsung ngacir keluar. Selain itu, soal (Name) di ganggu, biar Suna yang urus. Kalau ada gosip miring yang menimpa gadis itu, tinggal Suna bela saja di akun lambe miliknya. Lagipula akun itu sudah terverifikasi akurat dan terpercaya. Jadi orang-orang tidak akan ada yang berani mengganggu (Name).
>><<
"Minggir! Gue lagi males ladenin lo, tau gak?" (Name) berseru pada pemuda rambut ayam yang berada di depannya.
Dirinya sedang malas meladeni siapapun. Demi apapun (Name) hanya ingin pulang ke asrama dan tidur dan melupakan segalanya. Hari ini terlalu lelah untuknya.
Sementara (Name) memasang wajah jengkel, lain halnya dengan Kuroo yang malah melemparkan seringai jahil. Dengan tas yang di sampirkan ke bahu, rambut acak-acakan kayak abis di terjang badai dan seragam yang udah gak berbentuk—yang membuat dirinya tampak seperti preman. Itu dari sudut pandang (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKYUU X READERS || HIGH SCHOOL ELITE!
ФанфикCerita tentang (fullname) yang baru pindah ke sekolah Elite yang isinya anak konglomerat semua. Dari yang anak CEO, tuan muda, anak pengusaha, pengacara, dokter, sampe juragan ayam pun ada. (Name) yang tadinya sekolah di SMA negeri mengalami cultur...