"OMAAAAA KARINA AESPA DISINI!!"
(Name) langsung melesat masuk ke dalam rumah setelah turun dari mobil. Kakinya melangkah, mencari keberadaan sang Oma tercintanya.
"OMAAA!!" teriak (Name) ketika melihat sang Oma sedang duduk di sofa ruang keluarga.
Wanita tua itu melirik pada sang cucu yang langsung menghambur untuk memeluknya. Jujur, Oma sedikit kaget akan kehadiran (Name) yang tiba-tiba.
"Aduh, cucu Oma. Gimana kabarnya?" tanya Oma sambil mengelus pipi cucunya dengan sayang.
"Baik!!" (Name) menjawab dengan riang. "Oma gimana kabarnya? Duh, makin cantik aja kayak Angelina Jolie!" pujinya hiperbola.
Omanya tertawa karena candaan yang dikeluarkan oleh sang cucu. (Name) memang satu-satunya cucunya yang mempunyai selera humor. Dia juga peribadi yang ceria meskipun kelakuannya terkadang sering membuat Oma mengelus dada.
"Kok kamu pulang sih (Name)? Sekolahmu gimana?" tanya sang Mama yang heran melihat anaknya malah bergelayut manja di tangan Omanya. "Ini masih hari Selasa loh? Kamu gak ada buat onar kan?"
(Name) terdiam sembari memamerkan cengirannya. Duh, dia lupa belum membuat alasan yang pas untuk mengelabui ibunya. Walaupun Bu Amanda menyuruhnya untuk memberitahu sang ibu, tetapi (Name) tidak mau. Ia kenal betul bagaimana perangai Mamanya. Orang tua mana yang tidak akan khawatir kalau mendengar anaknya di bully? Yah, meskipun terkadang Mama nya suka tidak percaya karena (Name) memiliki sifat pemberontak alias pasti tidak akan ada yang berani untuk membully-nya.
"Anu.." (Name) cengengesan sambil menggaruk pipinya.
Mamanya memicingkan matanya curiga melihat gelagat aneh dari putrinya. "Jangan bilang kam—"
"Sekolahnya lagi libur," sela sang Ayah.
Mata (Name) berbinar setelah Ayahnya menginterupsi. Ia memasang wajah bingung dan mengode sang Ayah seolah bertanya ada apa? Tetapi sang Ayah balas mengode dengan memberi kedipan mata dan lambaian tangan yang bermaksud untuk supaya (Name) tidak perlu khawatir.
"Libur? Emangnya ada acara apa?" lagi-lagi Mamanya bertanya.
"Ulang tahun sekolah. Semua siswa diliburkan kecuali panitia."
Penjelasan yang keluar dari mulut sang Ayah sukses membuat (Name) melongo takjub. Hebat juga Ayahnya bisa mengarang indah seperti itu. Pasti di mata pelajaran bahasa Indonesia, Ayahnya mendapat nilai sempurna.
"Kok bisa? Bukannya kalau ulang tahun sekolah semua murid harus berpartisipasi?" Mama (Name) masih bertanya dengan kepo. "Masa disuruh pulang sih? Apa gak rugi itu sekolahnya? Ulang tahun doang sampe memulangkan murid?"
"Mah, ini kan sekolah elite! Persiapannya tuh gede-gedean tau!" (Name) ikut-ikutan menambahi cerita karangan sang Ayah. "Kalo Mama gak percaya, coba tanya Suna. Dia gak pulang hari ini, jadi panitia." lanjutnya menumbalkan Suna yang tidak tahu apa-apa.
Masa bodo, eh. Nanti (Name) akan bilang pada Suna untuk membantunya akting di depan sang Mama. Lagipula itu juga adalah salah satu alasan untuk mencegah Suna pulang ke rumah hari Jumat nanti. (Name) kan tidak mau hari liburnya diganggu.
"Jadi Suna masih disana? Dia gak pulang karena jadi panitia buat nyiapin acaranya?"
(Name) dan sang Ayah manggut-manggut secara bersamaan. Mamanya masih mengerut heran tapi pada akhirnya tidak bertanya lebih lanjut yang mana membuat bapak anak itu menghela napas lega.
"Panitianya dipilihin, ya? Biasanya Rin males ikut kayak gituan." Suara Oma membuat ketiganya menoleh.
(Name) dan sang Ayah saling pandang dan bertukar kode isyarat untuk melakukan hal selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKYUU X READERS || HIGH SCHOOL ELITE!
FanfictionCerita tentang (fullname) yang baru pindah ke sekolah Elite yang isinya anak konglomerat semua. Dari yang anak CEO, tuan muda, anak pengusaha, pengacara, dokter, sampe juragan ayam pun ada. (Name) yang tadinya sekolah di SMA negeri mengalami cultur...