(Name) menyengir ketika melihat Bu Amanda sudah berdiri di depannya sambil berkacak pinggang."Hormat kepada ibu negara!" Dia langsung memberi gestur hormat dengan tegap.
"Kamu pikir ibu bakalan ngelepasin kamu, kalo kamu kayak gini?" Ibu Amanda memandangnya dengan tajam.
Cengiran (Name) makin lebar. "Enggak sih. Tapi saya mau berterima kasih aja karena ibu sudah meluangkan waktu untuk menemui guru BK."
Gadis itu merasa bebannya sudah terangkat setelah keluar dari ruang BK. Akibat aksinya yang menghajar Cheryl serta teman-temannya membuat (Name) terpaksa dipanggil ke BK untuk dimintai keterangan. Tentu saja (Name) menjawab dengan jujur dan tak lupa memberikan bukti berupa video Cheryl yang tengah membully-nya sebagaimana yang telah ia rencakan.
Tapi mau bagaimanapun kekerasan bukanlah hal yang baik. (Name) tetap diberi hukuman meskipun dia adalah korbannya. Walaupun begitu, dia tetap bersyukur. Biar pun galak, Bu Amanda rela pasang badan demi dirinya.
"Maaf ya, (Name). Padahal kamu murid baru tapi sudah mengalami hal-hal seperti ini. Kalau kamu bilang pada ibu lebih awal, mungkin ibu bisa membantu. Maaf jika sekolah ini membuat kamu tidak nyaman."
Itulah yang dikatakan Bu Amanda ketika di ruang BK tadi. Dan (Name) benar-benar sangat bersyukur memilikinya sebagai wali kelas.
Ibu Amanda menghela napas, biarpun bandel dan menyebalkan, (Name) tetaplah anak muridnya. Ia mengelus puncak kepala gadis itu dengan sayang.
"Orang tua kamu gimana? Sudah diberitahu?"
"Belum. Kayaknya aku bakalan ngomongin sama Yaku dulu baru kasih tau orang tuaku," jawab (Name).
"Menurut kamu baiknya aja gimana." Bu Amanda tersenyum lembut seraya mengusap rambut (Name). "Tapi kalo boleh ibu sarankan sebaiknya beri tau saja. Takut ibumu mendengar dari orang lain, nanti dia malah khawatir."
(Name) termenung sejenak. Bu Amanda ada benarnya juga. Yah, walaupun dia gak mau ngasih tau ortu nya karena takut dimarahi atau membuat mereka khawatir. Tapi memang lebih baik tetap diberitahu sih.
"Terima kasih ibu. Nanti saya pikirkan lagi," ucap (Name) sambil tersenyum tulus.
Bu Amanda tersenyum tipis, lalu memeluk (Name) sebentar. "Kalau sudah selesai berkemas beritahu ibu ya. Biar ibu antar kamu."
(Name) mengangguk. "Sekali lagi terima kasih, Bu."
"Sama-sama." balas Bu Amanda sambil beranjak pergi.
"(NAMEEEEE)!!!!!!"
"Hm?" (Name) menoleh ketika panggilan panjang nan melengking dialamatkan padanya.
"SUMPAH! LO KEREN BANGET TADI!" Mai berteriak heboh dengan ekspresi kagum. "Gue sempet panik tau gak? Takut lo kenapa-kenapa."
"Ini (Name), apa yang lo takutkan? Harus-nya lo khawatir aja sama Cheryl dan antek-anteknya," komen Osamu.
Mai mendengus. "Lo juga khawatir kan? Yang dari awal rencana sibuk ngedumel ini-itu, kalo bukan lo siapa?"
"Setan," jawab Osamu asal.
"Gue masih gak nyangka sumpah." Noya memandang (Name) tanpa berkedip. "Ini cewek? Cewek yang main basket di Sukawaras itu? Yang cakep itu? Yang mainnya keren itu?"
"Kenapa? Lo pasti gak nyangka karena gue se—"
"Gak waras ini?" potong Tanaka gak ada akhlak.
"Anying!" maki (Name).
"Padahal waktu main basket mukanya kayak orang bener. Taunya gak waras. Gak jadi nge-fans lah gue," ucap Tanaka minta ditampol.
(Name) mencebik kesal."Belum aja gue sambit kepala lo itu pake bola bowling."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKYUU X READERS || HIGH SCHOOL ELITE!
FanfictionCerita tentang (fullname) yang baru pindah ke sekolah Elite yang isinya anak konglomerat semua. Dari yang anak CEO, tuan muda, anak pengusaha, pengacara, dokter, sampe juragan ayam pun ada. (Name) yang tadinya sekolah di SMA negeri mengalami cultur...