"Kayaknya dia udah gak ngejar deh." gumam (Name).Gadis itu menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Sekarang dia sudah di lift menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. (Name) merapihkan sedikit penampilannya yang berantakan. Bahkan ada dedaunan yang nyangkut di rambutnya.
"Hah capek." keluhnya.
Ting!
Lift berhenti tepat di lantai yang di tuju. (Name) keluar dari lift sembari celingak-celinguk-berjaga-jaga kalau misalkan dia ketahuan. Soalnya sebentar lagi pasti akan ada pengecekan asrama. Kalo ketahuan masih ada yang diluar pasti bakalan dihukum.
"Aman." (Name) menghembuskan napas lega kala tidak melihat siapapun. Kakinya melangkah dengan ringan menuju kamarnya. Tiba di belokan netra (Name) membulat kala melihat Noya melaju dengan kecepatan penuh ke arahnya.
"(NAME) AWAS!"
Tak sempat minggir, Noya menabrak (Name) dengan kecepatan tinggi membuat gadis berkacamata itu terjungkal ke belakang sementara Noya sendiri berhasil menguasai diri dengan mengerem. Cuma kotak berbentuk rumah-rumahan keong cuma agak besar yang di pegang itu terpental dari genggamannya.
"Aduh, anj!" ringis (Name) kala dirinya sukses menghantam lantai, "Lo ngapain sih goblok?!" makinya pada Noya.
"AAA CHIKO!!" jerit Noya sembari memungut kotak yang jatuh. "Anakku, kamu gapapa?" Tanya Noya dengan nada khawatir sembari melongok ke dalam kotak itu.
(Name) sendiri sudah kesal bukan main, "Lo harusnya liat gue dulu daripada peduliin bungkusan lo itu, brengsek?!!!"
"Lagian, kalo dateng tuh jangan tiba-tiba!" ucap Noya menyalahkan.
"LAH ELO SENDIRI NGAPAIN LARI-LARI DI LORONG UDAH KAYAK DI KEJAR HUTANG!" ngegas (Name).
"Hampir aja nyawa Chiko melayang." gerutu Noya tidak mengindahkan kekesalan (Name), "Kamu pasti shock ya Chiko?" Noya bertanya pada kotak yang dia pegang.
(Name) melongo dengan mata berkedut. Lelaki pendek di depannya ini sudah pantas untuk dibuang ke rawa-rawa. Selain minim akhlak Noya juga kayaknya punya gangguan kewarasan. Buktinya aja dia lagi ngomong sama kotak yang di pegang.
Netra sang gadis melirik kotak yang Noya pegang. Mengamati benda itu dengan seksama. Apa sih isinya sampai Noya berbicara dengan kotak itu?
"Lo gila ya, noy? Udahlah gak minta maaf abis nabrak! Lo malah ngomong sama kotak?!" seru (Name) tak habis pikir.
"Gue tuh ngomong sama Chiko, (Name)!"
Kening (Name) mengerut, "Chiko?'
"iya, nih." Noya mengangkat kotak tersebut dan memperlihatkan apa yang ada di dalamnya. Detik itu juga mata (Name) membola kala melihat makhluk apa yang menghuni kotak tersebut.
"piyek!"
"Anjir! lo ngapain bawa anak ayam kesini noy?!" seru (Name).
"Ini peliharaan baru gue." ucap Noya memperkenalkan ayam peliharaannya tersebut, "Namanya Chiko!"
(Name) memijat pelipisnya, "Bodo amat sama nama. Kenapa anak hq demen banget pelihara hewan sih??" heran (Name) sembari beranjak bangun.
"Emangnya lo gak punya peliharaan?" tanya Noya.
"Punya tapi gak gue bawa." jawab (Name) males.
"NISHINOYA!! DIMANA KAMU UMPETIN AYAM TIREN KAMU?!"
"Aduh, mampus gue!!" Noya kalang kabut begitu mendengar suara Bu Karina mulai mendekat.
"(Name), (Name) tolongin gue!! Gue nitip Chiko sama lo, ya? Pliss!!" pinta Noya sembari menyerahkan kotak yang isinya Chiko.
"Og-" Belum sempat (Name) menyuarakan penolakannya,Noya sudah menyerahkan ayam orange itu padanya, lalu mendorong tubuh (Name) untuk segera masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKYUU X READERS || HIGH SCHOOL ELITE!
ФанфикCerita tentang (fullname) yang baru pindah ke sekolah Elite yang isinya anak konglomerat semua. Dari yang anak CEO, tuan muda, anak pengusaha, pengacara, dokter, sampe juragan ayam pun ada. (Name) yang tadinya sekolah di SMA negeri mengalami cultur...