Lebur dan membeku jadi satu,
antara hatiku dan hatimu.
Sentuhan ke sentuhan,
bibir ke bibir,
jemari ke jemari,
gesekan ke gesekan atomik.
Bukankah cinta suatu bentuk abstrak alami yang indah?
Diciptakan oleh Tuhan dan bergerak dalam diam,
tanpa manusia sempat sadar, segala emosinya tak lagi jadi miliknya.
Namun, bergantung pada pujaan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...