Teater kehidupan telah dimulai,
dengan pelakon tunggal dan dialog bisu.
Rencana berjalan, takdir melantai,
di antara hati yang patah dan bujukan palsu.
Maukah engkau menjadi pendengarku?
Memahami potongan sketsa peran,
menghakimi kenangan dan w...
Terkadang, Aku begitu takut memejamkan mata. Membujuk letihnya pikirku untuk segera terlelap. Karena, Di dalam mimpi kau begitu nyata, Masih menggenggam jemariku dan bersikap hangat. Namun, Ketika terbangun mimpi indah berubah buruk. Kau telah berubah, Menjauh dan tidak lagi paham mengapa dulu kau pernah mencintaiku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.