Jika nanti aku pergi,
mendahuluimu, tanpa pemberitahuan,
karena jujur, akupun tak ingin tergesa-gesa pergi.
Namun, aku masih belum pasti, karena hanya Tuhan yang tahu kapan kembali.Hanya saja ini sedikit catatan untukmu.
Semoga membantumu melewati masa-masa sulit saat itu.Kamu tak perlu sedih berlarut dan mengingatku setiap waktu.
Bajumu kuusahakan sudah kurapikan dan disetrika dengan rapi.
Masih ada stok makanan yang bisa kamu masak hingga minggu yang akan datang.
Jika kamu lupa menaruh sesuatu, selalu buka lemari atas nomor dua.Mungkin, aku akan tergantikan dalam waktu cepat atau lebih lama.
Mungkin juga tidak.
Semuanya aku serahkan padamu dan Tuhan.Mungkin, cerita kita tak begitu lama.
Terlalu singkat bagiku dan bagimu, bagi kita.
Mungkin, pertengkaran-pertengkaran kecil ini yang akan kamu rindukan.
Sama, aku pasti akan merindukanmu juga.
Meski tak akan sama, aku tak tahu apakah masih sanggup aku merasakannya.Jika nanti aku pergi dahulu,
tak usah berlagak tegar dan teguh.
Waktu mungkin tak akan menyembuhkan hati yang patah.
Namun, janji Tuhan selalu ada jika kamu bersabar.Ini hanya catatan. Mungkin akan kamu temukan jika nanti aku pergi dahulu.
Tapi untuk sekarang, mari kita bahagia dulu.Jangan lupa tinggallkan Vote & Comments 🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoesíaTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...